RI Punya Lahan Gambut Tropis Terbesar, KLH Pilih Konservasi Berbasis Masyarakat
Indonesia memiliki lahan gambut tropis terbesar di dunia. Untuk menjaganya, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menerapkan konservasi berbasis masyarakat.
KLH/BPLH menyatakan Indonesia telah merestorasi sekitar 4,5 juta hektare lahan gambut dan memperkuat program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).
Program restorasi berbasis komunitas ini membantu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui budidaya komoditas. Program tersebut sekaligus membantu menekan kebakaran lahan gambut.
“Sepanjang program berjalan sejak 2017 di 323 desa, hanya tiga desa yang mengalami kebakaran lahan,” kata Menteri LH Diaz Hendropriyono, dalam pertemuan sela Sidang Tahunan United Nations Environmental Assembly (UNEA) ke-7 di Nairobi, Kenya, awal pekan ini.
Diaz menambahkan, KLH/BPLH telah meningkatkan jumlah DMPG menjadi 800 desa pada 2025.
Dalam kegiatan bertajuk “Community-Based Freshwater and Peatland Conservation for a Resilient Planet”, Diaz menekankan peran krusial ekosistem air tawar dan gambut dalam pengendalian perubahan iklim serta peningkatan ketahanan bencana, baik bagi Indonesia maupun dunia.
Pengelolaan Danau Berkelanjutan
Selain membahas soal konservasi lahan gambut, pada Sidang Tahunan UNEA itu Diaz juga menyinggung soal pengelolaan danau berkelanjutan. Berdasarkan catatan KLH/BPLH, Indonesia menyimpan cadangan air hingga 500 km kubik di 840 danau besar dan 735 danau kecil.
Menurut Diaz, regulasi komprehensif seperti UU 32/2024 tentang perubahan atas UU 17/2019 tentang Sumber Daya Air serta Perpres 60/2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam pengelolaan danau berkelanjutan.
Komitmen ini meluas ke tingkat global dengan inisiasi Resolusi UNEA 5/4 mengenai pengelolaan danau berkelanjutan yang diadopsi oleh United Nations Environment Programme pada tahun 2022.
Saat ini, Indonesia tengah memproses pendirian Regional Centre of Excellence for Sustainable Lake Management in Asia-Pacific dan siap menjadi tuan rumah serta memfasilitasi kolaborasi regional.
“Indonesia siap menjadi tuan rumah dan memfasilitasi kolaborasi ini. Kami juga mendorong pusat-pusat serupa di seluruh dunia untuk membentuk aliansi global dalam pengelolaan danau,” tutur Diaz.
