Pertamina Pamer Capaian Target Iklim pada Ajang COP28

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Publikasi Katadata
4 Desember 2023, 10:23
Pertamina memaparkan aksi perseroan untuk mencapai target pengurangan emisi pada COP28 di Dubai, UEA.
Pertamina
SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza memaparkan aksi iklim perseroan pada diskusi bertajuk "Mainstreaming International Commitment and NDC's Implementation to Strengthen National Ambition” di Paviliun Indonesia pada COP28, Sabtu (2/12/2023).

PT Pertamina telah melaksanakan berbagai program demi mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) tahun 2060. Deretan capaian ini dipamerkan perseroan pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau Conference of the Parties 28 di Uni Emirat Arab (UEA).

Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza memaparkan, pihaknya mengubah trilema energi menjadi peluang. Ketiga trilema yang dimaksud yaitu keamanan, keberlanjutan, dan keterjangkauan energi. Strategi ini akan menjawab kebutuhan energi yang terus meningkat 3,6 hingga 4,2 persen per tahun.

Pertamina aktif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT), contohnya bioenergi dan geotermal. Inovasi ini, kata Oki, telah mampu mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022. Upaya ini berdampak positif pada performa pemeringkatan aspek ESG atau Environment, Social, and Governance (ESG).

Di tahun 2022, peringkat ESG Pertamina naik menjadi 22,1. Badan usaha milik negara (BUMN) sektor energi itu menempati posisi ke-2 untuk kategori industri minyak dan gas terintegrasi.

“Peringkatnya naik signifikan dari tahun 2021. Ini capaian yang sangat membanggakan,” ujar Oki pada diskusi bertema “Mainstreaming International Commitment and NDC's Implementation to Strengthen National Ambition” di Paviliun Indonesia di Dubai, Sabtu (2/12).

Untuk mendorong keberlanjutan energi, Pertamina melakukan sejumlah strategi. Strategi itu di antaranya pengurangan dan pemanfaatan gas suar, penangkapan metana, dan efisiensi energi.

Pertamina mengurangi emisi dari pemanfaatan gas buang sebesar 5,3 juta metrik ton CO2 ekuivalen (MMtCO2e). Perseroan juga mencatat pengurangan emisi dari efisiensi energi sebesar 1,4 MMtCO2e, bahan bakar gas 0,04 MMtCO2e, dan beragam aktivitas lainnya 1,2 MMtCO2e.

Tak hanya itu, Pertamina juga mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilisation, and Storage (CCUS). Oki menjelaskan, Pertamina telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan sembilan lokasi penangkapan karbon di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.

Selain itu, Pertamina tengah mengembangkan kilang hijau atau green refinery. Oki mengatakan, ada dua fase pengembangan green refinery di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Fase pertama telah diselesaikan pada Februari 2022 dengan kapasitas produksi hidrogen sebesar 3 kilo barel per hari (KBPD). “Ini adalah upaya kami dalam mengurangi emisi melalui bahan bakar rendah emisi,” ucap Oki.

Teknologi ini menggunakan bahan baku berupa minyak sawit yang dimurnikan, diputihkan, dan dihilangkan baunya atau refined bleached deodorized palm oil (RBDPO). Kini, fase kedua tengah dijalankan dengan target kapasitas 6 KBPD. Tak hanya itu, Pertamina pun memiliki teknologi petrokimia.

Pada sektor transportasi, Pertamina mendorong dekarbonisasi melalui pengembangan biofuel. Oki menyebutkan, sektor transportasi berkontribusi 20 persen pada total emisi. Hal ini mendorong Pertamina mengembangkan biodiesel dengan target produksi 13 juta ton per tahun.

Pertamina juga mengembangkan bioetanol di Surabaya (Jawa Timur), serta DKI Jakarta dengan memanfaatkan sorgum. “Selanjutnya, kami akan mengembangkannya dari bakau yang glukosanya diambil dari jenis bakau nipah,” imbuh Oki.

Untuk mendorong EBT, Pertamina mengembangkan geotermal di enam wilayah. Lokasinya tersebar di beberapa wilayah di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Tahun 2023, kapasitas operasional produksi geotermal ini mencapai 672,5 megawatt (MW). Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana menambah kapasitas tersebut menjadi 340 MW dalam dua tahun ke depan.

Terakhir, Pertamina mengembangkan hidrogen di lima klaster. Klaster ini tersebar di Batam (Riau), kawasan selatan Pulau Sumatra, Kota Cilegon (Banten), Sulawesi Utara, dan area sepanjang Sumatra-Jawa. Kelimanya diproyeksikan memiliki potensi hidrogen sebesar 1,8 juta ton per tahun (Mtpa).

Untuk memuluskan strategi transisi energi dan pengurangan emisi, Oki menekankan pentingnya kolaborasi, pengembangan teknologi, dan insentif dari pemerintah. “Hal ini untuk mendorong transfer teknologi, meminimalisir risiko, dan membantu perusahaan untuk tumbuh,” ungkapnya.

Senada, Direktur Transmisi dan Sistem Perencanaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Evy Haryadi pun meyakini pentingnya sinergi antara PLN dengan Pertamina. Sebagai (BUMN) yang bergerak pada sektor energi, keduanya memegang peranan penting dalam mewujudkan agenda transisi energi.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti menyatakan Indonesia harus bersiap di tengah dua kebutuhan yang berbeda. “Kita harus mencapai NZE pada 2060, di tengah kebutuhan keamanan, keberlanjutan, dan keterjangkauan energi yang semakin meningkat,” tuturnya.

Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia memiliki target penurunan emisi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri, dan 43,2 persen dengan bantuan internasional. Sektor energi memiliki target 358 MtCO2e dengan kemampuan sendiri, dan 446 MtCO2e dengan bantuan internasional.

Target aksi iklim dapat tercapai apabila ada sinergi antarsektor, contohnya sektor energi dan lingkungan. Untuk itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanti berpesan agar strategi perusahaan sektor energi digabungkan dengan strategi sektor lahan untuk mewujudkan aksi iklim.

Global Director World Bank Energy and Extractive Global Practice Demetrios Papathanasiou juga menjadi panelis dalam sesi tersebut. Selain kolaborasi, ia juga menekankan pentingnya dukungan pendanaan demi mewujudkan target iklim bersama.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...