Prabowo Dukung Pensiun Dini PLTU, Pastikan Tak akan Picu Pengangguran

Andi M. Arief
30 Januari 2024, 17:06
PLTU, pensiun dini PLTU
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/Spt.
Nelayan mencari kerang di sekitar PLTU Cirebon, Jawa Barat, Jumat (8/12/2023). Pemerintah menyatakan akan menonaktifkan PLTU Cirebon-1 pada Desember 2035 lebih cepat 7 tahun dari rencana awal yakni Juli 2042.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan kebijakan pemerintah saat ini untuk mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU. Wakil Ketua Umum TKN Prabowo-Gibran menilai, kebijakan pensiun dini PLTU tak akan menyebabkan ribuan tenaga kerja kehilangan pekerjaan karena akan terserap oleh pembangunan pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan atau EBT. 

Berdasarkan penelitian Center of Economic and Law Studies, penutupan PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu akan memangkas tenaga kerja hingga 14.022 orang. Namun jika penutupan kedua PLTU tersebut diikuti pembangunan EBT, lapangan kerja yang tersedia dapat mencapai 639.269 orang.

"Teknologi untuk menangkap emisi karbon secara ekonomis juga semakin terjangkau, jadi bisa diimplementasikan karena semakin murah. Jadi, ini akan berjalan bersama antara pengembangan BET dan penanganan PLTU batu bara," kata Eddy dalam Bloomberg Capital Connection, Selasa (30/1).

Edy menjelaskan, Prabowo-Gibran akan mendahulukan penangkapan karbon dibandingkan pengurangan emisi jika terpilih. PLTU yang saat ini beroperasi akan dilengkapi dengan teknologi penangkap karbon sebelum dipensiunkan.

Selain itu, menurut dia, Prabowo-Gibran juga akan memperluas diversifikasi sumber listrik ke gas alam. Eddy menjelaskan gas alam merupakan sumber energi antara sebelum pembangkit listrik fosil berganti menjadi pembangkit listrik EBT.

"Jadi, jaringan gas alam akan semakin dikuatkan, termasuk transmisinya. Alhasil, pemerintah nanti bisa membawa listrik dari daerah surplus ke daerah defisit," ujarnya.

Berdasarkan laporan Climate Transparency Report 2022, bahan bakar fosil mendominasi sumber energi listrik di Indonesia pada 2021. Laporan tersebut mencatat, 81% energi listrik di Tanah Air berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Sebanyak 62% sumber energi listrik di Indonesia yang berasal dari batu bara. Lalu, diikuti gas bumi 18% dan minyak bumi 2%.

Adapun sumber energi listrik dari energi terbarukan masih minim di Indonesia. Tercatat, bauran sumber tenaga listrik dari energi terbarukan baru mencapai 19% pada 2021. Dari proporsi tersebut, tenaga air (hydro) menyumbang bauran sumber energi listrik terbesar yaitu 8%. Lalu, disusul biomassa dan limbah 5,3%; panas bumi (geothermal) 5,1%; energi angin di kawasan pesisir (wind onshore) 0,1%; dan energi surya (solar) 0,1%.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...