Pertama Kalinya, Energi Terbarukan Pasok 30% Kebutuhan Listrik Dunia
Laporan “Global Electricity Review 2024” yang dirilis oleh Ember mengungkapkan listrik energi baru terbarukan (EBT) global untuk permata kalinya telah melampaui 30% pada 2023. Laporan tersebut menyebut bahwa saat ini dunia mulai mengalami penurunan produksi bahan bakar fosil.
Kenaikan kontribusi EBT tersebut bahkan terjadi ketika permintaan listrik secara keseluruhan terus meningkat. Dengan demikian, listrik bersih telah membantu memperlambat pertumbuhan bahan bakar fosil hampir dua pertiganya dalam 10 tahun terakhir.
Dalam laporan tersebut menunjukkan porsi EBT telah tumbuh dari 19% pada 2000 menjadi lebih dari 30% tahun lalu.
"Masa depan energi terbarukan telah tiba. Tenaga Surya, khususnya, berakselerasi lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun,” kata Global Insights Programme Director, Ember, Dave Jones, dikutip Rabu (8/5).
Energi surya menjadi sumber listrik dengan pertumbuhan tercepat untuk tahun ke-19 berturut-turut. Energi surya juga menjadi sumber listrik EBT terbesar untuk tahun kedua berturut-turut, setelah melampaui tenaga angin. Dengan demikian, energi surya menjadi pemasok utama pertumbuhan listrik energi terbarukan.
Tinjauan komprehensif pertama dari data listrik global dalam laporan ini mencakup 80 negara, yang mewakili 92% dari permintaan listrik dunia, serta data historis untuk 215 negara.
Ember memprediksi lonjakan listrik bersih diperkirakan akan menekan 2% produksi bahan bakar fosil global di tahun mendatang.
"Penurunan emisi sektor listrik sekarang tidak dapat dihindari," ucapnya.
Meskipun penggunaannya mulai turun, energi fosil tetap terus memainkan peran besar dalam energi global, khususnya bahan bakar sektor transportasi dan industri.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (7/5), sebuah studi terpisah oleh Energy Institute menemukan bahwa bahan bakar fosil termasuk minyak, gas, dan batu bara merupakan 82% dari energi primer dunia pada tahun lalu.
Namun, pada konferensi perubahan iklim COP28 PBB bulan Desember para pemimpin dunia berkomitmen untuk menumbuhkan energi terbarukan menjadi 60% dari listrik global pada 2030 di bawah kesepakatan yang dicapai.
Kesepakatan ini mengharuskan negara-negara untuk melipatgandakan kapasitas listrik terbarukan mereka saat ini dalam enam tahun ke depan. Langkah ini diperkirakan akan mengurangi hampir separuh emisi sektor listrik.