Bappenas dan Pertamina Susun Peta Jalan Transisi Energi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina (Persero) menjalin kerja sama mengembangkan peta jalan atau roadmap ketahanan energi nasional. Peta jalan tersebut mencakup hilirisasi minyak dan gas bumi, serta pemanfaatan transisi energi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan kerja sama ini menjadi tanda komitmen Pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global. Menurutnya, sinergi menjadi hal yang penting dan dapat mempercepat pemanfaatan transisi energi, sekaligus upaya menjaga ketahanan energi nasional.
“Kami punya kolaborasi dengan praktik baik di lapangan yang dilaksanakan oleh Pertamina," ujar Suharso dikutip, Selasa (11/6).
Dia mengatakan, pemerintah ingin menurunkan emisi gas rumah dan mencapai net zero emission. Namun, di saat yang sama pemerintah juga perlu mengantisipasi kebutuhan energi yang diprediksi naik 4-5 kali lipat.
Selain itu, Suharso mengatakan, pemerintah juga mendorong industri petrochemical yang kompleks di Indonesia agar dapat berjalan sejalan dengan keinginan menuju Net Zero Emission (NZE).
"Oleh karena itu kami berharap kerjasama ini benar-benar dapat digulirkan terus sampai kita menjemput indonesia emas 2045,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan kerjasama strategis ini menjadi bukti keseriusan Pertamina untuk mencapai kemandirian energi nasional. Hal itu termasuk pemanfaatan energi rendah karbon.
“Pertamina sebagai badan usaha harus menyelaraskan langkah dengan Pemerintah mengingat peran utama dalam menjaga keamanan energi, keterjangkauan energi, dan keberlanjutan lingkungan. Sekaligus terus mendorong program penurunan karbon emisi,” ujar Nicke.
Sinergi antara Bappenas dan Pertamina mencakup kajian bersama dan pengembangan roadmap kebijakan energi atas ketahanan energi nasional, hilirisasi minyak dan gas bumi, dan pemanfaatan energi transisi.
Selain itu, kerja sama juga mencakup pelaksanaan kegiatan ESG (Environmental, Social, Governance) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), diseminasi kebijakan dan pertukaran informasi terkait sektor energi untuk mendukung transformasi Indonesia.
Nicke mengatakan, kerja sama juga melingkupi pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang energi, guna meningkatkan efisiensi dan inovasi berkelanjutan,
“Transisi energi bagi Indonesia bukan hanya sekedar mengurangi karbon emisi, namun harus mampu meningkatkan PDB dan menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja,” ujarnya.