Listrik EBT RI Dilirik Singapura, Luhut Ajak Cina Investasi PLTS

Tia Dwitiani Komalasari
14 Juni 2024, 14:07
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok H.E. Wang Yi, di kawasan Geopark ChangBai Shan, Kamis (13/6).
Katadata
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok H.E. Wang Yi, di kawasan Geopark ChangBai Shan, Kamis (13/6).
Button AI Summarize

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan terdapat permintaan listrik berbasis energi baru terbarukan dari Singapura sebesar 11 GW hingga 2035. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Luhut mengajak perusahaan-perusahaan Cina untuk melakukan investasi hijau di Indonesia.

Luhut mengundang perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerjasama dengan Indonesia, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air. 

Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi tenaga surya sebesar 3.000 GW. Dia mendorong produsen komponen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan supply chain tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia.

“Perihal peningkatan kualitas udara, kami juga meminta dukungan technical assistance untuk penurunan polusi dari PLTU di Indonesia," ujarnya saat melaksanakan pertemuan bilateral bersama H.E. Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok di kawasan Geopark ChangBai Shan, Kamis (13/6).

Luhut juga mengundang pemerintah Tiongkok untuk berpartisipasi dalam International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang di Indonesia.

Dia mengatakan, kerja sama pembangunan hijau merupakan satu dari tiga arah kerja sama yang disepakati pada pertemuan HDCM ke-4 di Labuan Bajo Indonesia beberapa bulan lalu. Dua arah kerja sama lainnya yaitu pembentukan task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan.

Selain itu,tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat diarahkan untuk implementasi berbagai MoU G2G yang telah ditandatangani pada 2023 lalu.

Tahun 2025 mendatang, kedua negara akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik bersama. Luhut berharap hubungan bilateral kedua negara ini tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.

"Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...