Bahlil Janji Akan Pangkas Syarat Investasi Energi Baru Terbarukan

Tia Dwitiani Komalasari
18 September 2024, 18:10
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat pembukaan pameran 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat pembukaan pameran 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Button AI Summarize

Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia akan memangkas syarat-syarat untuk mendorong investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) Indonesia. Pasalnya, selama ini para investor harus melewati waktu bertahun-tahun untuk membangun fasilitas, ditambah lagi dengan menunggu persetujuan izin lainnya.

Menurut Bahlil, hal ini menjadi salah satu penyebab transisi dari energi fosil ke EBT berjalan lebih lama dibandingkan dengan targetnya. Padahal seharusnya Indonesia sudah mencapai target bauran EBT 23 persen pada 2025.

"Kami akan memangkas baik dari sisi syarat, waktu, untuk kita mendorong teman-teman investor dalam melakukan percepatan-percepatan investasi," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (18/9).

Bahlil mengatakan, rumitnya regulasi perizinan dapat menghambat target nasional untuk nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060. Padahl, Indonesia memiliki potensi sumber EBT yang sangat besar, sehingga sangat disayangkan apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.

"Jadi teman-teman investor enggak perlu ragu, saya sudah lapor sama Presiden Jokowi (Joko Widodo) dan juga saya sudah melapor kepada presiden Prabowo terpilih, kami akan melakukan reform berbagai langkah-langkah konstruktif dalam rangka percepatan," katanya.

Bahlil mengatakan, sektor EBT menjadi salah satu industri yang sedang diperebutkan di kawasan Asia Tenggara. Sebab, seluruh dunia sudah mulai beralih untuk mencari sumber energi yang lebih hijau. Indonesia juga lebih unggul dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, lantaran memiliki carbon capture storage (CCS) C02.



Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...