Melindungi Gambut, Ikhtiar Nyata Mitigasi Perubahan Iklim

Image title
28 November 2024, 16:36
Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Imam Setyo Hartanto dalam acara Green Collabs kerja sama Katadata Green dengan FISIP Universitas Indonesia, Kamis (28/11/2024).
Katadata
Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Imam Setyo Hartanto dalam acara Green Collabs kerja sama Katadata Green dengan FISIP Universitas Indonesia, Kamis (28/11/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kebakaran hutan menyumbangkan emisi karbon paling tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), jumlah emisi karbon akibat hal tersebut mencapai 924.853 Gigaton CO2 ekuivalen.

Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Imam Setyo Hartanto, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan gambut yang sangat besar, mencapai 57 gigaton. 

Cadangan gambut ini menjadi aset penting yang harus dijaga dengan baik untuk mencegah risiko kebakaran gambut. Kebakaran pada lahan gambut tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer, yang dapat memperparah pemanasan global.

Selain itu, Imam menjelaskan gambut memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon. Menurut dia, gambut memiliki kemampuan hingga 20 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan tropis biasa dalam menyerap karbon. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan gambut yang berkelanjutan menjadi kunci penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Untuk mencegah kebakaran gambut, Imam menyebutkan bahwa ada tiga langkah utama yang dilakukan. Tiga hal itu adalah rewetting, revegetasi dan revitalisasi. Upaya terpadu ini menjadi langkah strategis untuk menjaga ekosistem gambut yang kaya karbon, sekaligus mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari kerusakan lahan ini.

Rewetting atau membasahi lahan gambut kuncinya di tata air. Kalau gambut kering bisa mengeluarkan Co2 dan gas-gas lain yang mudah terbakar,” ujar Imam, dalam acara Green Collabs kerja sama Katadata Green dengan FISIP Universitas Indonesia, di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024).

Rewetting merupakan pembasahan kembali lahan gambut yang mengering untuk menjaga kelembapan dan mencegah risiko kebakaran. Rewetting bisa dilakukan dengan membangun sumur bor.

Kedua, revegetasi, yang melibatkan penanaman kembali tumbuhan di area gambut untuk memulihkan ekosistemnya. Menurut dia, setiap lahan gambut memiliki kondisi yang berbeda, sehingga jenis tanaman yang dipilih juga harus disesuaikan dengan kondisi tapak di sekitarnya. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan tanaman dapat tumbuh optimal dan mendukung keberlanjutan ekosistem gambut.

Langkah penting lainnya adalah revitalisasi, yaitu upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat di sekitar lahan gambut. Revitalisasi tidak hanya membantu menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal.

Imam mengungkapkan bahwa lebih dari 98 persen kebakaran lahan gambut disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lahan gambut. 

Pendampingan ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi, serta mendorong mereka berperan aktif dalam menjaga ekosistem gambut dari risiko kebakaran.

“Kita membangun desa mandiri, Masyarakat peduli gambut agar Masyarakat secara sadar bisa peduli terhadap gambut. Dari gambut juga bisa menghasilkan nilai ekonomi,” ucap dia.

Kolaborasi Semua Pihak

Untuk melestarikan gambut, BRGM bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Pemda dan LSM. Dia mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya rehabilitasi lahan gambut dan mangrove yang sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan. 

Semua kegiatan rehabilitasi mangrove baik yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau melalui pinjaman luar negeri dilakukan dengan melibatkan kerja sama dengan masyarakat. Hampir seluruh proses pelaksanaannya berbasis kolaborasi dengan masyarakat setempat.

Sektor swasta pun dapat berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. BRGM berperan untuk menyediakan informasi dan mencarikan lokasi yang membutuhkan rehabilitasi. Nantinya, pengerjaan di lapangan tetap akan melibatkan masyarakat secara langsung. Dengan begitu, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh lingkungan tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.

Sama seperti gambut, BRGM juga melakukan pelatihan dan pendampingan untuk desa peduli mangrove. Dia mengatakan kerusakan mangrove juga selama ini banyak disebabkan oleh masyarakat.

“Karenanya penting untuk mengedukasi mereka dan meningkatkan nilai ekonomi di wilayah mangrove,” ucap dia.

Edukasi Tiada Henti

Selain melakukan edukasi terhadap masyarakat, BRGM terus melakukan edukasi tentang mangrove dan gambut dengan berbagai cara yang menyasar anak muda. Imam menyebutkan bahwa BRGM bekerja sama dengan dinas pendidikan di beberapa daerah Sumatera agar pengetahuan mengenai mangrove dan gambut dapat dimasukkan ke dalam kurikulum. Inisiatif ini sudah diterapkan di beberapa provinsi.

Selain itu, BRGM memiliki program ekspedisi gambut dan mangrove yang menyasar anak muda. Program ini bertujuan agar generasi muda dapat mengenal mangrove dan gambut lebih dekat. Ada juga trip khusus yang dirancang untuk membuat anak muda lebih tertarik mengenal ekosistem mangrove dan gambut.

Katadata menyelenggarakan forum Green Collabs X FISIP UI yang berfokus pada berbagai inisiatif keberlanjutan dan mempertemukan berbagai komunitas. Acara yang diselenggarakan di Universitas Indonesia, Depok, ini bertujuan memberdayakan mahasiswa dan masyarakat untuk menerjemahkan konsep keberlanjutan. 

Para peserta terlibat dalam diskusi dan kegiatan yang dirancang untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang praktik berkelanjutan dan penerapannya di dunia nyata.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...