Indonesia dan Turki Kerja Sama Kembangkan Industri Baterai hingga Nuklir


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki untuk mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia.
Kerjasama tersebut ditandai dengan ditantadanganinya Memorandum of Understanding (MoU) di bidang energi dan sumber daya mineral oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki, Alparslan Bayraktar.
“Kerja sama antara Indonesia dengan Turki meliputi kerja sama tentang pembangkit listrik, distribusi dan transmisi listrik, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), pengembangan hidrokarbon, serta teknologi baru yang meliputi hidrogen, nuklir, dan baterai,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/2).
Bahlil mengatakan kerjasama kedua negara ini akan membuka peluang transfer teknologi dan inovasi di sektor energi, yang akan mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia.
“Dengan dukungan dan kolaborasi dari mitra internasional, kita dapat mengejar swasembada energi sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo," ujar Bahlil
Bahlil mengatakan kerja sama ini akan berlaku selama lima tahun dan bisa diperpanjang dengan tambahan waktu lima tahun dengan kesepakatan antara kedua negara. Sebagaimana diketahui, Indonesia telah bekerja sama dengan perusahaan Turkiye di bidang energi, khususnya minyak dan gas bumi (migas) serta panas bumi.
PT Pertamina (Persero) telah menjalin delapan kerja sama dengan beberapa perusahaan Turki di proyek panas bumi dan perkapalan.
Turki juga berinvestasi pada proyek panas bumi melalui PT Hitay Daya Energi (HDE) di Gunung Talang Bukit Kili dengan rencana pengembangan 20 MW. Selain itu, Hitay Energy Holding juga menjalankan empat proyek survei dan eksplorasi panas bumi.
Hingga saat ini, PT HDE telah menginvestasikan US$ 6,01 juta, atau sekitar 22 persen dari komitmen eksplorasi mereka.