Bahlil Terima Lima Proposal Pembangunan PLTN, Termasuk dari Rusia dan Kanada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerima proposal pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dari Kanada dan Rusia. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalila, mengatakan kedua negara tersebut termasuk dalam lima negara yang sudah mengajukan proposal resmi untuk membangun PLTN.
"Sekarang proposal mereka sedang dipelajari. Sudah bertemu (Kanada dan Rusia)," kata Bahlil di Istana Merdeka. Jakarta pada Senin (25/8).
Menurut Bahlil, pemerintah hingga saat ini belum menentukan pilihan rancangan teknologi nuklir dari negara yang telah mengajukan proposal. Ketua Umum Partai Golkar tersebut mengatakan pihaknya masih melakukan kajian untuk melihat model PLTN yang relevan bagi Indonesia. "Semua rancangannya masih dipelajari," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan ada enam negara yang minat membangun PLTN di Indonesia. Enam negara tersebut berasal dari Benua Asia, Eropa, juga Amerika.
“Komunikasi (Pembangunan PLTN) berbagai negara seperti US (Amerika Serikat), Rusia, Denmark, Kanada, UK (Inggris), Cina,” ujar Eniya saat ditemui di Komplek DPR RI, Jakarta, Rabu (30/4).
Sedangkan PLN telah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Dokumen tersebut menargetkan kapasitas PLTN yang akan beroperasi hingga 10 tahun mendatang dapat mencapai 500 mega watt (MW).
Berdasarkan Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), PLTN di Indonesia direncanakan mulai beroperasi secara on grid pada 2032 dengan kapasitas awal 250 MW. Kapasitas ini ditargetkan meningkat hingga 7 gigawatt pada 2040.
