Akses Green Jobs di NTT Rendah Meski Potensi Energi Bersih Besar

Ajeng Dwita Ayuningtyas
18 November 2025, 16:31
green jobs, energi bersih, NTT
ANTARA FOTO/Gusti Tanati.
Ilustrasi green jobs
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dewan Pengawas Koalisi Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI) Yurgen Nubatonis menilai ada hambatan bagi anak-anak muda di daerah terpencil, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mengakses lapangan pekerjaan hijau atau green jobs. Padahal, wilayah tersebut memiliki potensi energi bersih yang cukup besar.

Menurutnya, anak muda di NTT masih memiliki keterbatasan mengakses informasi, pelatihan, maupun peluang green jobs. Yurgen menyayangkan hal ini karena menghambat inisiatif keberlanjutan bagi anak-anak muda di wilayahnya.  

“Secara umum kami masih kekurangan program atau aktivitas yang benar-benar mendukung anak muda untuk masuk ke dunia green jobs. Banyak yang punya ide cemerlang, tetapi tidak punya back up untuk mendukung ide tersebut.” kata Yurgen, dikutip dari keterangan resmi, pada Selasa (18/11). 

Padahal, NTT berpotensi menjadi pusat energi surya dan pusat studi lahan kering bagi Indonesia, bahkan dunia. Hal ini disampaikan Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana, Erich Umbu K. Maliwemu. “Namun, tetap diperlukan dukungan dari sektor tenaga kerja yang berkeahlian,” kata Erich.

Erich menambahkan, institusi pendidikan juga perlu beradaptasi, dengan membentuk program studi yang relevan dengan green jobs. Dengan demikian, saat bauran energi terbarukan di NTT meningkat, tenaga kerja lokal yang pertama terserap. 

Bangun Jaringan dan Pemahaman Green Jobs di NTT

Hasil survei Koaksi Indonesia bersama BOI Research pada 2024, menunjukkan tingginya minat anak muda terhadap lapangan pekerjaan hijau atau green jobs. Aspek keberlanjutan dan dampak positif terhadap lingkungan menjadi motivasi utama anak muda untuk berkarier di sektor hijau, lebih dari alasan finansial.

Koaksi Indonesia menggelar “Youth Leaders Green Jobs” di NTT dan Sulawesi Tengah, untuk melahirkan penggerak green jobs dan membangun jaringan kolaboratif kuat dari urban hingga daerah. 

“Melalui rangkaian kegiatan Green Jobs Academy, Green Jobs Workshop, Green Jobs Festival, dan Green Jobs Summit, para peserta akan dibekali pengetahuan praktis dan keterampilan strategis,” ucap Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan Koaksi Indonesia, Ridwan Arif.

Menurut dia, kampanye publik dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman anak muda soal peluang karier di sektor hijau. Selain itu, diperlukan peta jalan green jobs yang terstruktur hingga 2045. Ini menyusul potensi green jobs yang tidak hanya ada di sektor energi terbarukan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...