Energi Nuklir Berpotensi Suplai Seperempat Listrik Indonesia pada 2050

Image title
5 Desember 2025, 12:08
nuklir, energi nuklir, energi baru
Vecteezy.com/Siraphol Siricharattakul
Ilustrasi energi nuklir
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Laporan The Rockefeller Foundation mengungkapkan Indonesia berpotensi mengembangkan kapasitas energi nuklir sebesar 25–51 GW pada 2050, yang mampu menyuplai sekitar 12–27% kebutuhan listrik nasional. 

“Integrasi energi nuklir mampu menurunkan total biaya sistem sebesar 3–13% jika dibandingkan pemodelan yang hanya mengandalkan energi terbarukan,” tulis The Rockefeller Foundation dalam riset "The Role of Nuclear Energy in Powering Universal Energy Abundance for Emerging Economies", Jumat (5/12).

Laporan tersebut mengungkapkan, meskipun potensi energi surya dan angin sangat besar di Indonesia, kebutuhan akan penyimpanan energi melonjak tajam dalam skenario bauran energi terbarukan yang tinggi.  

Dengan mengintegrasikan energi nuklir, Indonesia dapat mengurangi tekanan pada jaringan listrik, menekan biaya sistem, serta menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dan terkendali saat produksi energi terbarukan sedang rendah.

Pada saat yang sama, teknologi nuklir canggih dapat mengurangi kebutuhan pembangunan infrastruktur transmisi dan penyimpanan energi dalam transisi menuju net zero emission, sekaligus menyediakan pasokan baseload yang stabil dan bersih untuk mendukung kawasan industri, proses elektrifikasi, serta peningkatan kapasitas manufaktur baru.

“Pemodelan ini menunjukkan peluang besar bagi Indonesia, di mana energi nuklir generasi berikutnya dapat menyuplai lebih dari seperempat kebutuhan listrik nasional pada 2050, sekaligus menurunkan biaya sistem hingga 13%,” ujar Deepali Khanna, Senior Vice President and Head of Asia, The Rockefeller Foundation. 

Filantropi Bantu Percepatan Transisi Energi

Deepali mengatakan filantropi dapat membantu mempercepat transisi ini melalui penguatan pelibatan publik, dukungan pada struktur pembiayaan tahap awal, pengembangan kapasitas regulasi, serta mendorong kerja sama internasional untuk penerapan energi nuklir yang bertanggung jawab.

Menurut Deepali, Indonesia sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara, membutuhkan kapasitas energi dalam jumlah besar dan stabil untuk mendukung pertumbuhan industri, produksi kendaraan listrik, pengembangan pusat data, serta transportasi berbasis listrik. 

“Laporan ini menunjukkan bahwa pengembangan energi nuklir, jika berjalan beriringan dengan pengembangan energi terbarukan, dapat membantu Indonesia mencapai target listrik bersih jangka panjang, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sistem kelistrikan yang terlalu bergantung pada penyimpanan energi,” ujarnya.

Deepali juga menyatakan laporan ini menyajikan fakta baru bagi para pengambil kebijakan untuk mengevaluasi bagaimana dan di area mana teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Semuanya demi meningkatkan keandalan pada sistem sekaligus memperkuat langkah menuju ketersediaan energi yang berkelanjutan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nuzulia Nur Rahmah

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...