Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia: PLTA Bukan Penyebab Banjir Sumatra

Image title
19 Desember 2025, 15:46
Petugas memikul beras untuk dibagikan kepada korban banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Pemerintah dan sejumlah perusahaan swasta mulai menyalurkan bantuan logistik untuk korban ba
ANTARA FOTO/Yudi Manar
Petugas memikul beras untuk dibagikan kepada korban banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Pemerintah dan sejumlah perusahaan swasta mulai menyalurkan bantuan logistik untuk korban banjir bandang di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bukan penyebab bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.

Ketua Umum METI Zulfan Zahar mengatakan pihaknya menelusuri data spasial berbasis Gographic Information System (GIS) secara untuk melihat dampak pembangunan PLTA terhadap tutupan lahan. Hasilnya menunjukkan pembukaan lahan untuk PLTA relatif sangat kecil dan bukan berasal dari kawasan hutan.

“Ada anggapan atau dugaan bahwa PLTA itu bagian dari penyebab bencana. Kami sampai berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Apa iya sih PLTA ini bagian dari penyebab?” ujar Zulfan dalam acara Media Gathering, Jumat (19/12)

“Ternyata begitu kami lihat time series dari data GIS, lahan yang dibuka oleh PLTA itu sebagian besar adalah tanah masyarakat. Jadi bukan hutan,” katanya.

Selain itu, ia menekankan skala pembukaan lahan PLTA tidak sebanding dengan pembabatan hutan yang terjadi akibat aktivitas lain. Menurutnya, luas lahan yang dibuka untuk PLTA sangat kecil dibandingkan dengan deforestasi akibat penebangan hutan.

“Yang dibuka itu mungkin satu banding seratus, atau bahkan satu banding seribu, dibandingkan dengan lokasi pembabatan hutan yang selama ini terjadi,” ujar Zulfan.

Dari sisi perencanaan, Zulfan menegaskan PLTA tidak pernah didesain untuk menyebabkan banjir atau longsor. Justru sebaliknya, infrastruktur PLTA memiliki fungsi penting dalam pengelolaan air.

“Di dalam desain PLTA itu tidak pernah ada niat untuk membuat lahan menjadi banjir atau longsor. Justru PLTA itu bagian dari upaya menahan banjir,” katanya.

Ia menjelaskan, keberadaan bendungan pada PLTA dapat menunda aliran banjir ke wilayah hilir, sehingga debit air tidak langsung meluap dalam waktu singkat. Namun, Zulfan mengingatkan bahwa persoalan banjir tidak bisa dilihat hanya dari satu faktor.

“Kalau banjir terjadi, itu bukan hanya PLTA. Ada wilayah hulu yang memang harus kita jaga,” ujarnya.

Terkait banjir di kawasan Batang Toru, Sumatera Utara, Zulfan menyebut kondisi tersebut tidak bisa dikaitkan dengan operasional PLTA, karena sejumlah proyek PLTA di wilayah tersebut belum berfungsi. Zulfan kembali menegaskan secara prinsip, PLTA dirancang sebagai infrastruktur energi bersih yang selaras dengan upaya konservasi lingkungan.

“Poin kami, PLTA itu tidak pernah didesain untuk merusak. Bahkan salah satu fungsinya adalah konservasi dan pencegah banjir,” pungkasnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nuzulia Nur Rahmah

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...