Andy F Noya Ungkap Penyebab Program CSR Gagal Atasi Masalah Lingkungan
Founder BenihBaik.com Andy F Noya mengatakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR kerap dipandang sebagai solusi berbagai persoalan masyarakat, mulai dari pengelolaan sampah, pemberdayaan ekonomi hingga pelestarian lingkungan. Namun, tidak sedikit program CSR yang berhenti di tengah jalan dan gagal memberikan dampak jangka panjang.
Corporate Social Responsibility atau CSR adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya, menurut Perppu Cipta Kerja.
Merujuk pada Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 47 Tahun 2012 tentang CSR, perseroan terbatas alias PT yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan UU, wajib menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Andy F Noya menjelaskan, penyebab program CSR yang berhenti di tengah jalan dan gagal yakni minimnya visi dan dukungan berkelanjutan dari para pemangku kepentingan. “Ini termasuk pemerintah desa, daerah, dan masyarakatnya,” kata dia dalam kunjungan ke Perguruan Islam Pondok Tremas Arjosari Pacitan, Rabu (3/9).
Faktor lainnya yakni budaya. Ia mencontohkan perusahaan membuat program pengelolaan sampah yang berkelanjutan, namun tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat.
Alhasil, pola membakar sampah yang sudah turun-temurun dan dianggap hal biasa akan kembali digunakan masyarakat. “Kalau tidak ada gerobak sampah, tidak ada yang ambil, masyarakat akhirnya membakar. Itu budaya yang sudah berurat akar,” kata dia.
Faktor berikutnya, keterbatasan infrastruktur. Tanpa sistem pengangkutan dan tempat pembuangan yang memadai, masyarakat enggan mengubah kebiasaan lama.
“Kalau tidak ada dukungan dari pemerintah daerah, warga jadi malas dan memilih cara cepat yakni membakar sampah,” Andy menambahkan.
Andy menekankan kunci keberlanjutan program CSR ada pada edukasi yang konsisten. Masyarakat perlu memahami bahwa sampah tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pupuk organik atau pakan ternak.
“Jika masyarakat sudah teredukasi, maka mereka akan mendukung. Dengan begitu, programnya bisa berkelanjutan. Kalau tidak diedukasi dengan baik dan tidak merasakan manfaatnya langsung, mereka tidak ikut berpartisipasi, sehingga program CSR biasanya gagal,” katanya.
