Memahami Penyebab Inflasi dan Urgensi Kestabilan Harga
Inflasi merupakan peningkatan umum dan berkelanjutan atas harga barang dan jasa dalam waktu tertentu. Untuk diklasifikasikan sebagai inflasi, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu atau dua barang, tetapi juga harus meluas dan menyebabkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Di Indonesia, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai jenis barang dan jasa yang mewakili pengeluaran konsumsi masyarakat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Perhitungan inflasi yang dilakukan oleh BPS di Indonesia adalah penting untuk mengukur perubahan daya beli masyarakat. Dengan mengetahui tingkat inflasi, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam kebijakan ekonomi.
Data inflasi juga berguna bagi pelaku bisnis untuk menetapkan harga yang tepat dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang sedang berfluktuasi.
Penyebab Inflasi
Terdapat banyak penyebab inflasi yang mempengaruhi kondisi tersebut. Berbagai macam faktor penyebab inflasi dipengaruhi pula faktor dari luar negeri. Berkaitan dengan itu, berikut ini sederet penyebab inflasi yang perlu diketahui.
1. Tekanan Sisi Penawaran
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi antara lain adalah tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi. Hal ini dapat terjadi jika nilai tukar mata uang negara mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, yang menyebabkan harga impor naik dan biaya produksi meningkat.
Selain itu, inflasi di negara mitra dagang atau di pasar global juga dapat berdampak pada harga impor dan meningkatkan biaya produksi di dalam negeri. Pemerintah yang mengatur harga komoditas penting juga dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi secara umum. Bencana alam atau gangguan dalam distribusi barang dan jasa juga dapat mengurangi penawaran dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga.
2. Demand Pull Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan permintaan (Demand Pull Inflation) terjadi ketika permintaan barang dan jasa meningkat secara relatif lebih tinggi daripada ketersediaannya. Dalam konteks ekonomi, hal ini terjadi ketika produksi riil melebihi produksi potensial atau permintaan total (agregat permintaan) melebihi kapasitas ekonomi, yang dapat menyebabkan kenaikan harga.
3. Ekspektasi Inflasi
Ekspektasi inflasi adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya. Terdapat dua jenis ekspektasi inflasi:
- Ekspektasi inflasi adaptif: Ekspektasi inflasi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu atau data historis.
- Ekspektasi inflasi forward-looking: Ekspektasi inflasi yang didasarkan pada analisis dan perkiraan terhadap faktor-faktor ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi inflasi di masa depan.
Urgensi Kestabilan Harga
Kestabilan harga yang rendah dan stabil memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada fakta bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan berdampak negatif pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus turun, mengakibatkan penurunan standar hidup dan kemiskinan yang semakin meluas, terutama bagi orang-orang miskin. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan.
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan mempersulit keputusan masyarakat dalam hal konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, tingkat inflasi yang lebih tinggi di dalam negeri dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara-negara tetangga akan membuat suku bunga riil di dalam negeri menjadi tidak kompetitif, yang dapat memberikan tekanan pada nilai tukar Rupiah.
Keempat, kestabilan harga memiliki peranan penting dalam mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Oleh sebab itulah, kestabilan nilai harga menjadi sangat penting.
Sasaran Inflasi
Dalam amanat yang tercakup di Undang-Undang tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai stabilitas nilai Rupiah, menjaga stabilitas sistem pembayaran, dan menjaga stabilitas sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas nilai Rupiah ini memiliki dua aspek penting yang wajib diperhatikan.
Kedua aspek tersebut yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin dalam perkembangan tingkat inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin dalam perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.
Tujuan ini dirumuskan untuk mengklarifikasi sasaran yang harus dicapai oleh Bank Indonesia dan batas tanggung jawabnya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan Bank Indonesia ini dapat diukur dengan mudah. Bank Indonesia menyadari bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi harus diselaraskan secara optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Demikian penjelasan terkait definisi dan penyebab inflasi hingga hal yang disasar ketika terjadi inflasi.