Mencermati Dampak Revolusi Industri terhadap Berbagai Aspek
Revolusi industri merupakan titik balik dari perkembangan mesin di dunia. Bermula di Inggris, sejarah menceritakan bahwa wilayah tersebut memiliki aktivitas pabrik berbagai bidang yang menggaet banyak pekerja serta hasil produksi.
Diketahui bahwa revolusi industri masih terus berlanjut hingga sekarang. Selama perkembangannya, perubahan ini digolongkan menjadi beberapa babak tergantung pada fokusnya.
Ada pun yang berlangsung sekarang adalah Revolusi Industri 5.0. Sejumlah negara mengembangkan berbagai teknologi untuk mempermudah pekerjaan manusia. Sebut saja yang sedang marak diperbincangkan, yaitu Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan manusia yang diprogram melalui robot atau alat tertentu.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas lebih lanjut tentang dampak revolusi industri khususnya di bidang produksi. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini
Dampak Revolusi Industri
Berikut penjelasan tentang dampak revolusi industri di berbagai bidang:
1. Ekonomi
Dampak revolusi industri secara langsung bersentuhan dengan bidang ekonomi. Pasalnya, industrialisasi akan berpengaruh terhadap keuangan dan perkembangan suatu negara.
Hal ini mengacu pada kapasitas produksi. Misalnya, pada revolusi industri 1.0 yang berfokus pada gebrakan produksi massal dengan menciptakan mesin bertenaga uap.
Tak hanya itu, dampak revolusi industri di bidang ekonomi juga menjamah pergeseran pekerjaan. Pada awalnya, pekerja banyak bekerja di bidang agraria dan kerajinan. Seiring berkembangnya teknologi, tenaga kerja dialihkan ke manufaktur, industri jasa yang berbasis pengetahuan.
Dampak positifnya yaitu perkembangan perekonomian negara. Apabila diterapkan secara optimal, pemerintah dapat mengarahkan masyarakat untuk menertibkan proses produksi dari segi teknis mau pun penyaluran ke pihak tertentu.
Selain itu, kelanjutan industrialisasi juga bisa menciptakan lapangan kerja. Selain menguntungkan perusahaan, proses ini juga bisa meningkatkan kemampuan hidup masyarakat.
2. Politik
Dampak revolusi industri berikutnya berkaitan dengan bidang politik. Dengan teknologi dan proses produksi yang berkembang, ternyata hal ini juga memicu munculnya berbagai paham.
Misalnya demokrasi, nasionalisme, dan imperialisme modern. Selain itu, revolusi industri juga memicu terbentuknya gerakan buruh yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pemilik usaha.
3. Sosial
Di bidang sosial, revolusi industri memberikan dampak berupa munculnya kesenjangan sosial. Kemajuan industri juga beriringan dengan meningkatkan taraf hidup. Demikian juga dengan keuntungan yang diperoleh oleh pemilik usaha.
Diketahui bahwa ketimpangan tersebut memicu urbanisasi, yaitu pindahnya orang dari desa ke kota untuk mengadu nasib. Sementara kota akan dibangun menjadi lebih pesat dengan fasilitas yang semakin baik.
4. Lingkungan
Dampak revolusi industri juga berurusan dengan masalah lingkungan. Peningkatan kapasitas industri ternyata banyak menyebabkan masalah buruk terhadap alam.
Misalnya pabrik tekstil yang membuang limbah ke sungai. Sementara air sungai digunakan untuk kehidupan sehari-hari oleh warga sekitar.
Tak hanya itu, pabrik juga bisa menyebabkan pencemaran udara dan tanah. Tentu hal ini akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di sekitar tempat produksi.
Tahap Revolusi Industri
Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri 1.0 ditandai dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada abad ke-18 di Inggris. Diketahui bahwa mesin tersebut bekerja dengan bahan bakar batu bara.
Pada masa itu, mesin uap banyak digunakan untuk proses produksi perusahaan tekstil. Seiring perkembangannya, tekonologi kuno ini berguna untuk industri pertanian, transportasi, pertambangan, dan produksi lainnya.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri 2.0 berfokus pada efisiensi mesin yang mengacu pada penemuan tenaga listrik. Temuan tersebut menjadi awal dari kemungkinan digantikannya pekerjaan tertentu yang biasa dilakukan manusia.
Diketahui bahwa pada masa ini memunculkan produksi mobil dengan cara rakit yang cenderung memakan waktu lama. Kemudian terdapat perubahan mekanisme yang mengubah proses pembuatan.
Revolusi Industri 3.0
Revolusi industri 3.0 dimulai sejak awal abad ke-20, tepatnya sekitar tahun 1970. Fase ini menekankan pada penemuan mesin pintar dengan sistem otomasi di dalamnya.
Salah satu yang penting adalah penemuan komputer dengan program otomatis di dalamnya. Tujuannya yaitu memudahkan pekerjaan manusia pada masa itu.
Komputer dibuat dengan menyertakan kemampuan menjalankan program menghitung, mengetik, menyimpan dokumen, hingga mencatat keuangan. Pada tahap ini, revolusi industri menekankan sisi kefokusan untuk menghindari keliru pada data.
Revolusi Industri 4.0
Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa revolusi industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.
Kemudian Schlechtendali dkk (2015) menjelaskan bahwa revolusi industri menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, termasuk lingkungan industri dimana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain.
Revolusi industri 4.0 dimulai pada abad ke-20 hingga sekarang. Perubahan ini banyak membahas tentang perkembangan teknologi dan informasi, termasuk bagaimana cara mencampurkannya dengan kehidupan manusia yang menyesuaikan zaman.
Demikian pembahasan tentang dampak revolusi industri terhadap politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Melansir OCBC, disebutkan bahwa sekarang kita berada pada di fase Revolusi Industri 5.0 yang diprakarsai oleh Jepang sejak tanggal 21 Januari 2019.