Memahami Pengertian, Komponen, dan Rumus HPP
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan perlu mengetahui berbagai istilah akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Salah satunya yaitu Harga Pokok Penjualan atau HPP yang mencakup semua biaya langsung yang terlibat dalam produk manufaktur.
Dengan memahami HPP serta cara mengelola komponennya, perusahaan akan lebih mudah dalam menjalankan bisnisnya.
Lantas, apa itu sebenarnya HPP? Berikut di bawah ini penjelasan lengkapnya, mulai dari pengertian hingga rumus yang digunakan.
Pengertian HPP
HPP merupakan sebuah istilah yang menggambarkan total pengeluaran biaya langsung oleh perusahaan yang timbul dari produksi barang dan/atau jasa dalam kegiatan bisnis selama satu periode.
Dikutip dari buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XII oleh Basuki Darsono, Harga Pokok Penjualan adalah jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir pada periode tertentu.
Sedangkan dilansir dari Investopedia, HPP mengacu pada biaya langsung untuk memproduksi barang yang perusahaan jual.
Perhitungannya sendiri meliputi biaya bahan baku serta tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut. Sedangkan, biaya tidak langsung seperti biaya distribusi dan biaya tenaga penjualan tidak termasuk dalam komponen perhitungannya.
Manfaat HPP bagi Perusahaan
Berikut ini penjelasan mengenai beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan perlu memiliki HPP, yaitu:
1. Menghitung Marjin Laba Kotor
Untuk menghitung berapa besar margin laba kotor, perusahaan perlu mengetahui harga pokok penjualan Anda.
Gross Profit Margin (margin laba kotor) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dengan mengungkapkan jumlah uang yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi HPP.
Margin laba kotor dihitung dengan mengurangkan HPP dari total pendapatan dan kemudian membagi angka tersebut dengan total pendapatan.
2. Menentukan Harga Jual
Menetapkan harga jual untuk produk perusahaan adalah salah satu hal tersulit dalam bisnis.
Pasalnya, jika terlalu tinggi, maka tidak ada orang yang akan tertarik dengan produk yang ditawarkan. Sebaliknya, jika terlalu rendah, maka perusahaan akan sulit untuk mendapatkan keuntungan.
Menemukan harga yang cocok dapat dilakukan jika perusahaan memiliki harga pokok penjualan yang dihitung secara akurat.
Dengan mengetahui HPP, perusahaan akan tahu persis berapa banyak yang harus dijual untuk menutupi pengeluaran yang lain, seperti gaji karyawan dan pemasaran.
3. Efisiensi Produk
Dengan menghitung dan melihat gambaran keseluruhan HPP, susunan laporan akuntansi perusahaan akan lebih terperinci. Hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi produk.
perusahaan dapat lebih mudah dalam menentukan cara untuk menghemat uang pada setiap produk. Selain cara menghemat uang, perusahaan juga dapat menemukan cara untuk membuat proses produksi lebih cepat dan efisien.
4. Bedakan antara Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Memahami HPP dan menghitungnya dengan benar juga bisa membantu perusahaan untuk mengetahui perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung.
Contoh biaya langsung dalam perusahaan adalah biaya produksi dan biaya bahan baku. Sementara itu, biaya tidak langsung meliputi biaya overhead pabrik dan biaya operasional.
Lebih rinci, contoh biaya tidak langsung di antaranya sebagai berikut:
- Biaya sewa
- Gaji karyawan
- Pemasaran
- Biaya Hukum dan Akuntansi
- Pajak
Komponen HPP
Sebelum menghitung HPP, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan terlebih dahulu. Dilansir dai laman Mekari, komponen yang dimaksud, yaitu:
1. Persediaan Awal
Persediaan awal merupakan persediaan yang ada di awal periode akuntansi perusahaan.
Saldo persediaan awal barang dapat di lihat dari neraca saldo periode berjalan atau di awal perusahaan tahun sebelumnya.
2. Persediaan Akhir
Persediaan akhir merupakan persediaan barang di akhir periode akuntansi perusahaan atau akhir tahun buku berjalan.
3. Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan keseluruhan pembelian barang yang dilakukan secara tunai dan kredit.
Ada beberapa unsur dalam pembelian bersih, antara lain pembelian kotor, pengurangan harga, retur pembelian, dan potongan pembelian.
4. Penjualan Bersih
Pembelian bersih merupakan salah satu pendapatan perusahaan yang terdiri dari tiga komponen, seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga.
Rumus HPP
Terdapat empat cara menghitung HPP yang perlu dilakukan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini langkah-langkah beserta masing-masing rumusnya yang perlu diketahui:
1. Menghitung Biaya Bahan Baku
Tahap pertama yaitu menghitung biaya bahan baku yang merupakan stok yang belum digunakan untuk memproduksi barang dalam proses. Jenis dari bahan baku ini bisa beragam, mulai dari baja, kaca, tembaga hingga kayu. Berikut ini rumus untuk menghitung biaya bahan baku;
Bahan Baku Awal = (HPP + Persediaan Bahan Baku Akhir) – Pembelian Persediaan Bahan Baku
2. Menghitung Biaya Produksi
Dillansir dari Investopedia, biaya produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dihadapi bisnis dari pembuatan produk atau penyediaan layanan. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung biaya produksi:
Biaya Produksi = Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Perusahaan
3. Menentukan Harga Pokok Produksi
Tahap selanjutnya adalah menentukan harga pokok produksi. Adapun manfaat dari langkah ini antara lain untuk menentukan harga jual produk, dan untuk penghitungan laba rugi periodik.
Berikut ini rumus untuk menentukan harga pokok produksi:
Harga Pokok Produksi = Total dari Biaya Produksi + Persediaan Barang dalam Produksi Awal + Persediaan Barang dalam Produksi Akhir
4. Menghitung HPP
Langkah terakhir yaitu menghitung harga pokok penjualan (HPP). Untuk menghitung HPP, rumus yang digunakan, yaitu:
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir
Contoh Soal HPP
Berikut ini dua contoh soal dari berbagai sumber yang bisa dipelajari agar penggunaan rumus untuk mengitung HPP.
Contoh Soal 1
Perhitungan harga pokok penjualan Januari 2017. Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Januari maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan sebagai berikut :
Perhitungan total biaya produksi:
Biaya Bahan Baku = Rp9.367.178,10
Biaya Tenaga Kerja = Rp460.775,00
Biaya Overhead = Rp393.118,12
Total Biaya Produksi = (Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead)
= 9.367.178,10 + 460.775,00 + 393.118,12
= Rp10.221.071,22
Perhitungan harga pokok penjualan:
HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
= Rp10.221.071,22 + (10% x Rp10.221.071,22)
= Rp10.221.071,22 + Rp1.022.107,12
= Rp11.243.178,34
Contoh Soal 2
Laporan keuangan toko A sebagai berikut:
- Persediaan awal barang 2022 = Rp 500.000.000
- Pembelian baru selama 2022 = Rp 800.000.000
- Persediaan akhir barang 2022 = Rp 600.000.000
HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal barang – Persediaan akhir barang
= Rp 800.000.000 + Rp 500.000.000 – Rp 600.000.000
= Rp 1.000.000.000.000
Jadi toko A telah berhasil menjual barang dagangan sebesar Rp 1.000.000.000 selama tahun ini.
Itulah rangkuman mengenai rumus HPP beserta informasi lainnya, mulai dari pengertian hingga contoh soalnya yang bisa dipelajari.