Supply Chain Financing, Definisi, Cara Kerja, dan Manfaatnya
Dalam lanskap bisnis modern, pembiayaan rantai pasokan atau supply chain financing (SCF) telah muncul sebagai strategi keuangan penting. Metode ini merevolusi cara perusahaan mengelola arus kas atau cash flow, dan hubungan dengan pemasok.
Pembiayaan rantai pasokan menawarkan solusi strategis, memungkinkan perusahaan untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran kepada pemasok sekaligus memberi mereka opsi pembayaran lebih awal.
Pengaturan yang saling menguntungkan ini tidak hanya meningkatkan arus kas bagi pemasok tetapi juga memperkuat hubungan antara pembeli dan pemasok, mendorong ketahanan dan efisiensi dalam ekosistem rantai pasok.
Ketika perusahaan berupaya menavigasi kompleksitas perdagangan modern, pembiayaan rantai pasokan menjadi alat yang ampuh untuk mendorong stabilitas keuangan, memitigasi risiko, dan mendorong kolaborasi di seluruh rantai pasokan.
Definisi dan Cara Kerja Supply Chain Financing
Pembiayaan rantai pasokan, atau biasa disebut juga anjak piutang terbalik, adalah pengaturan keuangan yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan arus kas.
Caranya, adalah dengan memperpanjang jangka waktu pembayaran kepada pemasok sambil memberikan opsi pembayaran awal kepada pemasok tersebut.
Dengan demikian, para pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis secara efisien. Sebab, biaya pendanaan dapat diminimalkan dengan adanya teknologi yang menghubungkan berbagai pihak dalam satu transaksi.
Pembiayaan rantai pasokan beroperasi melalui pengaturan keuangan kolaboratif yang melibatkan pembeli, pemasok, dan penyedia pembiayaan. Berikut penjelasan mendetail tentang cara kerjanya:
- Perjanjian antara pembeli dan pemasok: Prosesnya diawali dengan kesepakatan antara pembeli (perusahaan yang membeli barang atau jasa) dan pemasok (perusahaan penyedia barang atau jasa). Sebagai bagian dari kontrak komersial, mereka menyetujui syarat pembayaran, termasuk tanggal jatuh tempo faktur.
- Pemasok mengirimkan barang atau jasa: Pemasok menyerahkan barang atau jasa yang telah disepakati kepada pembeli, disertai dengan faktur yang merinci transaksi, termasuk syarat pembayaran.
- Persetujuan atas faktur: Setelah menerima barang atau jasa, pembeli memverifikasi pengiriman dan menyetujui faktur. Langkah ini menegaskan bahwa pembeli menerima barang atau jasa sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan memicu proses pembayaran.
- Opsi pembayaran awal: Pada tahap ini, pemasok dapat memilih untuk menerima pembayaran lebih awal atas faktur yang disetujui melalui pengaturan pembiayaan rantai pasokan. Pemasok dapat memilih untuk memonetisasi faktur lebih awal, biasanya dengan harga diskon, dengan memanfaatkan pembiayaan yang disediakan oleh penyedia pembiayaan pihak ketiga.
- Keterlibatan penyedia pembiayaan: Jika pemasok memilih untuk menerima pembayaran lebih awal, penyedia pembiayaan (seperti bank atau lembaga keuangan) turun tangan untuk memfasilitasi transaksi tersebut. Penyedia pembiayaan mengevaluasi kelayakan kredit pembeli dan faktur yang disetujui untuk menilai risiko yang terlibat.
- Pembayaran lebih awal kepada pemasok: Setelah disetujui, penyedia pembiayaan mencairkan dana ke pemasok, biasanya dalam beberapa hari setelah persetujuan faktur. Jumlah yang dicairkan biasanya berupa persentase dari total nilai faktur, dengan persentase pastinya ditentukan berdasarkan berbagai faktor, termasuk kelayakan kredit pembeli dan persyaratan perjanjian pembiayaan.
- Pembayaran pembeli kepada penyedia pembiayaan: Saat jatuh tempo faktur, pembeli memenuhi kewajiban pembayarannya dengan mengirimkan seluruh jumlah faktur kepada penyedia pembiayaan, sesuai dengan syarat pembayaran yang disepakati. Pembayaran ini dilakukan langsung ke penyedia pembiayaan, bukan ke pemasok.
- Kesimpulan transaksi: Dengan pembayaran pembeli, transaksi selesai. Pemasok menerima pembayaran lebih awal untuk faktur tersebut, meskipun dengan harga diskon, sementara pembeli mendapatkan keuntungan dari jangka waktu pembayaran yang diperpanjang, sehingga menjaga modal kerja dan arus kas mereka.
Secara keseluruhan, pembiayaan rantai pasokan memfasilitasi skenario saling menguntungkan antara pembeli dan pemasok. Ini memungkinkan pemasok mengakses pembayaran lebih awal, serta meningkatkan arus kas.
Pembiayaan rantai pasok ini, juga sekaligus memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada pembeli dalam mengelola keuangan, serta memperkuat hubungan dengan pemasok.
Manfaat Supply Chain Financing bagi Bisnis
Pembiayaan rantai pasokan menawarkan beberapa keuntungan bagi pembeli dan pemasok, antara lain:
1. Peningkatan Arus Kas
Pemasok dapat mengakses opsi pembayaran lebih awal, meningkatkan arus kas mereka dan menyediakan likuiditas yang diperlukan untuk berinvestasi dalam operasi mereka, memenuhi pesanan, dan mengelola pengeluaran sehari-hari.
2. Ketentuan Pembayaran yang Diperpanjang
Melalui metode supply chain financing, pembeli dapat memperpanjang jangka waktu pembayaran mereka tanpa berdampak negatif pada hubungan pemasok mereka.
Fleksibilitas ini memungkinkan pembeli untuk mengoptimalkan modal kerja mereka dengan menyimpan uang tunai untuk jangka waktu yang lebih lama sambil tetap memastikan pembayaran tepat waktu kepada pemasok.
3. Mengurangi Risiko Finansial
Supply chain financing dapat membantu memitigasi risiko finansial bagi pembeli dan pemasok. Pemasok dijamin menerima pembayaran tepat waktu, sehingga mengurangi risiko keterlambatan pembayaran atau gagal bayar.
Pembeli dapat memperkuat hubungan dengan pemasok dengan menawarkan opsi pembayaran lebih awal, sehingga mengurangi risiko gangguan dalam rantai pasokan karena masalah keuangan.
4. Biaya Pembiayaan yang Lebih Rendah
Pemasok seringkali dapat mengakses pembiayaan dengan tingkat bunga yang lebih rendah melalui pengaturan supply chain financing dibandingkan dengan bentuk pembiayaan lainnya, seperti pinjaman tradisional atau anjak piutang.
Ini dapat menghasilkan penghematan biaya bagi pemasok dan pada akhirnya menguntungkan pembeli melalui potensi biaya produk yang lebih rendah.
5. Proses yang Disederhanakan
Platform supply chain financing kerap berintegrasi dengan sistem pengadaan dan penagihan yang ada, sehingga menyederhanakan proses penagihan dan pembayaran untuk pembeli dan pemasok.
Otomatisasi ini dapat mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan efisiensi di seluruh rantai pasokan.
6. Keunggulan Kompetitif
Perusahaan yang menawarkan supply chain financing kepada pemasoknya, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan menarik dan mempertahankan pemasok berkualitas tinggi.
Dengan menyediakan akses terhadap pembiayaan yang terjangkau dan mendukung arus kas pemasok, pembeli dapat memperkuat hubungan mereka dengan pemasok dan mengamankan rantai pasokan yang andal dan tangguh.
Secara keseluruhan, metode supply chain financing menawarkan serangkaian manfaat yang dapat membantu mengoptimalkan modal kerja, mengurangi risiko keuangan, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan hubungan di seluruh ekosistem rantai pasokan.