Ekonomi Berbasis Sumber Daya, Definisi, dan Tantangan Implementasinya
Di era yang ditandai dengan meningkatnya degradasi lingkungan, kesenjangan sosial, dan ketidakstabilan ekonomi, konsep ekonomi berbasis sumber daya atau Resource-Based Economy (RBE) muncul dengan visi transformatif untuk masa depan.
RBE mengusulkan perubahan radikal, dari sistem ekonomi berbasis pasar saat ini ke sistem dimana sumber daya dialokasikan berdasarkan ketersediaan, keberlanjutan, dan kebutuhan manusia. Paradigma ini bertujuan menyelaraskan kemajuan teknologi dengan keseimbangan ekologi, untuk menjamin kualitas hidup yang tinggi bagi semua individu sekaligus melestarikan planet ini untuk generasi mendatang.
Salah satu aspek menarik dari sistem ekonomi ini, adalah fokusnya pada kesetaraan dan keberlanjutan sosial, dimana barang dan jasa tersedia bagi seluruh masyarakat tanpa memerlukan transaksi moneter, untuk menghilangkan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Definisi Ekonomi Berbasis Sumber Daya
RBE adalah sistem ekonomi di mana sumber daya dialokasikan berdasarkan ketersediaan, keberlanjutan, dan kebutuhan, bukan melalui mekanisme pasar, sistem moneter, atau struktur ekonomi tradisional. Konsep ini dipopulerkan oleh insinyur sosial dan futuris Jacque Fresco melalui The Venus Project.
Konsep ini dicetuskan oleh Jacque Fresco, seorang futuris asal Amerika Serikat (AS), dan pendiri The Venus Project. Ia mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengembangkan dan mempromosikan gagasan RBE, yang ia impikan sebagai cara untuk mengatasi tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan global melalui penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi maju.
Karyanya mengenai konsep ini dimulai pada pertengahan abad ke-20 dan mendapat perhatian besar melalui "The Venus Project", yang didirikan pada 1995, yang bertujuan untuk menunjukkan dan mengadvokasi prinsip-prinsip RBE.
The Venus Project adalah sistem sosial dan ekonomi komprehensif yang bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan sistemik yang dihadapi umat manusia. Ini termasuk kemiskinan, kerusakan lingkungan, dan kesenjangan sosial, melalui penerapan Ekonomi Berbasis Sumber Daya dan ide-ide inovatif lainnya.
Mengutip Medium, dalam ekonomi berbasis sumber daya semua sumber daya fisik di seluruh dunia akan dikelola dengan cara yang terdesentralisasi namun seragam, sama seperti cara yang dilakukan banyak kota saat ini dalam mengelola utilitas lokal. Syarat utama dari RBE, adalah bahwa segala jenis sumber daya harus berlimpah dan tidak langka.
Manfaat besar pertama dari RBE adalah tingkat keberlanjutan spesies dan peradaban yang lebih tinggi. Keberlanjutan berkaitan dengan manfaat utama kedua, jika bukan tujuan langsung dari RBE, yaitu keusangan uang dan segala sesuatu yang menyertainya. Ini ermasuk utang, spekulasi, dan kesenjangan kekayaan.
Sistem ini menyoroti kapitalisme yang dianggap menghambat keberlanjutan hidup umat manusia, yang memunculkan kesenjangan di antara masyarakat. Konsep ekonomi ini memandang, bahwa Bumi sudah memiliki sumber daya yang cukup untuk memberikan air bersih, makanan yang cukup, tempat tinggal yang memadai, pakaian, dan bahkan listrik kepada setiap anggota populasi.
Namun, banyak orang yang tidak memiliki barang-barang tersebut karena adanya unsur-unsur sistem kapitalis, termasuk penjatahan, pemotongan, dan bentuk kelangkaan buatan lainnya.
Para pendukung konsep ekonomi berbasis sumber daya menyarankan penggunaan “model air” sebagai perbandingan. Saat ini, banyak pemerintah kota dan komunitas memelihara dan mengoperasikan fasilitas untuk mengumpulkan, mengolah, dan mendistribusikan air sebagai utilitas publik. Nah, dalam RBE hampir semua sumber daya dan komoditas akan disalurkan berdasarkan model serupa.
Sebagaimana jaringan air publik berfungsi tanpa masukan politik, RBE tidak memerlukan pengawasan manusia. Pengumpulan, pengolahan, dan distribusi sumber daya akan terjadi melalui jaringan sensor, pemancar, dan mesin otonom yang luas. Ini merupakan sebuah evolusi dari apa yang sekarang disebut sebagai internet of things (IoT).
Ciri-ciri Utama Ekonomi Berbasis Sumber Daya
RBE memiliki beberapa ciri utama, antara lain:
1. Alokasi Sumber Daya
Dalam RBE, sumber daya didistribusikan sesuai dengan kebutuhan aktual penduduk dan kapasitas lingkungan, memastikan keberlanjutan dan meminimalkan limbah.
2. Teknologi dan Otomasi
Kemajuan teknologi dan otomasi memainkan peran penting dalam ekonomi berbasis sumber daya. Sistem otomatis mengelola produksi dan distribusi, mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia dan memastikan penggunaan sumber daya secara efisien.
3. Keberlanjutan
RBE memprioritaskan kesehatan lingkungan dan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Ini melibatkan penggunaan sumber energi terbarukan, daur ulang, dan perancangan produk agar tahan lama dan dampak lingkungan yang minimal.
4. Kesetaraan Sosial
Dalam RBE, barang dan jasa dapat diakses oleh seluruh anggota masyarakat, menghilangkan kesenjangan ekonomi dan memastikan bahwa kebutuhan dasar setiap orang terpenuhi.
5. Pendekatan Ilmiah
Pengambilan keputusan dalam ekonomi berbasis sumber daya berpedoman pada prinsip ilmiah dan data empiris. Hal ini melibatkan pemahaman daya dukung bumi dan merancang sistem yang bekerja dalam batas-batas tersebut.
6. Penghapusan Uang
Konsep RBE mengusulkan penghapusan uang dan bentuk mata uang lainnya. Dalam sistem ekonomi ini, sumber daya dikelola secara langsung, sehingga mengurangi kompleksitas dan kesenjangan yang terkait dengan sistem moneter.
7. Kolaborasi Masyarakat
Daripada berkompetisi, RBE memupuk budaya kolaborasi dan tanggung jawab bersama, yang bertujuan untuk kebaikan bersama dan bukan keuntungan individu.
Tantangan Implementasi Ekonomi Berbasis Sumber Daya
Penerapan konsep RBE menghadirkan beberapa tantangan besar, antara lain:
1. Transisi Sistem Ekonomi
Peralihan dari perekonomian berbasis pasar ke RBE kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan besar pada struktur perekonomian yang ada. Hal ini mencakup potensi runtuhnya industri, hilangnya lapangan kerja, dan ketidakstabilan ekonomi selama masa transisi.
Selain itu, ada pula potensu perlawanan politik dari pemerintah dan sistem politik yang menganut model ekonomi saat ini, yang mungkin menolak perubahan mendasar tersebut.
Pergeseran kebijakan yang diperlukan bagi ekonomi berbasis sumber daya dapat menghadapi penolakan yang signifikan dari pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari status quo.
2. Kebutuhan Teknologi dan Infrastruktur:
Konsep RBE sangat bergantung pada teknologi canggih dan otomatisasi untuk pengelolaan dan distribusi sumber daya. Mengembangkan dan menerapkan teknologi ini dalam skala global adalah tugas yang sangat besar.
Kemudian, ada juga isu mengenai perombakan, karena infrastruktur yang ada saat ini tidak dirancang untuk ekonomi berbasis sumber daya. Merombak sistem transportasi, produksi, dan distribusi agar selaras dengan prinsip-prinsip RBE memerlukan investasi dan koordinasi yang besar.
3. Hambatan Budaya dan Sosial:
Nilai-nilai masyarakat yang sudah mendarah daging seputar uang, persaingan, dan individualisme merupakan hambatan yang signifikan. Peralihan ke pola pikir kolaborasi, sumber daya bersama, dan keberlanjutan memerlukan pendidikan ekstensif dan perubahan budaya.
Masyarakat mungkin menolak untuk mengadopsi sistem baru, terutama jika sistem tersebut melibatkan perubahan signifikan terhadap gaya hidup dan cara berpikir mengenai kepemilikan dan kekayaan.
4. Pengelolaan Sumber Daya
Pengelolaan sumber daya yang efektif dalam ekonomi berbasis sumber daya memerlukan kerja sama dan koordinasi global. Hal ini merupakan tantangan mengingat lanskap geopolitik saat ini dan beragamnya kepentingan berbagai negara.
Lalu, pelacakan ketersediaan sumber daya, pola konsumsi, dan dampak lingkungan secara akurat memerlukan sistem pemantauan yang canggih dan analisis data waktu nyata.
5. Keadilan Ekonomi dan Sosial
Merancang sistem yang mendistribusikan sumber daya secara global secara adil adalah hal yang rumit. Mengatasi kesenjangan yang ada dan memastikan semua wilayah memiliki akses yang adil terhadap sumber daya dan teknologi merupakan tantangan besar.
Di saat yang sama, biaya yang terkait dengan transisi ke sistem ekonomi berbasis sumber daya, termasuk pelatihan ulang pekerja dan pembangunan kembali infrastruktur, perlu dikelola dengan hati-hati untuk menghindari semakin parahnya kesenjangan sosial.
6. Pertimbangan Lingkungan
Penerapan praktik berkelanjutan dalam skala global melibatkan perubahan signifikan dalam kebiasaan produksi dan konsumsi, yang mungkin sulit untuk ditegakkan dan dipertahankan.
Mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh praktik ekonomi saat ini, seperti polusi dan penipisan sumber daya, merupakan tantangan besar bagi ekonomi berbasis sumber daya.
7. Masalah Etika dan Tata Kelola
Membangun struktur tata kelola yang adil dan efektif untuk pengambilan keputusan dalam adalah hal yang rumit. Hal ini memerlukan transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan beragam pemangku kepentingan. Menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pertimbangan etis, seperti privasi dan otonomi, sangat penting dalam ekonomi berbasis sumber daya.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan perencanaan yang komprehensif, kerja sama global, dan kemauan untuk menerima perubahan transformatif.
Kesimpulannya, konsep RBE menawarkan kerangka visioner untuk mengatasi tantangan-tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang mendesak saat ini. Meski penerapannya menimbulkan tantangan besar, termasuk hambatan teknologi, budaya, dan politik, namun potensi manfaatnya sangat besar.
Konsep ekonomi berbasis sumber daya bisa dikatakan menjanjikan sebuah dunia dimana sumber daya dimanfaatkan secara berkelanjutan, kesenjangan sosial diberantas, dan potensi manusia diwujudkan sepenuhnya melalui fokus pada kolaborasi dan kemajuan ilmu pengetahuan.