Apa Itu Stock Split dan Reverse Stock Split? Ini Penjelasan Lengkapnya

Tifani
Oleh Tifani
9 Agustus 2025, 08:00
Ilustrasi, Apa Itu Stock Split dan Reverse Stock Split
Freepik.com
Ilustrasi, Apa Itu Stock Split dan Reverse Stock Split
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bagi investor saham istilah stock split dan reverse stock split bukanlah hal yang asing. Kedua istilah ini merujuk pada aksi perusahaan tau korporasi yang dilakukan emiten untuk mengubah jumlah lembar saham yang beredar di pasar.

Meski jumlah lembar saham berubah, nilai total investasi secara fundamental tetap sama. Dengan kata lain, tidak ada penambahan atau pengurangan nilai intrinsik perusahaan.

Lebih lengkap, berikut ulasan apa itu stock split dan reverse stock split.

Apa Itu Stock Split dan Reverse Stock Split?

Apa itu Saham Blue Chip
apa itu stock split dan reverse stock split (Freepik.com)
 

Secara umum, stock split dan reverse stock split hanya mengubah struktur harga dan jumlah saham di tangan investor. Aksi ini biasanya dilakukan dengan tujuan strategis, seperti meningkatkan likuiditas saham atau menciptakan persepsi harga yang lebih menarik di mata investor ritel.

Saham dengan nilai nominal baru hasil stock split akan didistribusikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia alias KSEI kepada pemegang saham. Kemudian, emiten akan melanjutkan perdagangan sahamnya dengan nilai nominal baru.

Berdasarkan aksi stock split saham yang dilakukan kedua perusahaan tersebut, diketahui jumlah saham kedua emiten tersebut akan meningkat. Selain itu, tak jarang aksi stock split dilakukan agar harga saham emiten bisa lebih terjangkau oleh investor ritel di pasar modal.

Apa Itu Stock Split

Secara sederhana, stock split dapat diartikan sebagai aksi korporasi untuk memecah nilai saham. Aksi ini digunakan untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa.

Upaya tersebut dilakukan perusahaan dengan menambah jumlah saham yang disebarkan ke publik, melalui rasio yang ditentukan sebelumnya. Rasio bertindak sebagai nilai pengganda jumlah saham yang dilepas ke publik.

Misalnya, perusahaan sudah menetapkan rasio 1:5, berarti setiap satu lembar saham akan digandakan menjadi lima lembar saham. Di sisi lain, harga per lembar saham juga akan berkurang lima kali lipat.

Apabila sebelum stock split harga saham per lembarnya Rp 1.000, maka setelah stock split harga selembar saham akan berubah menjadi Rp 200 per saham. Meski perusahaan menambah jumlah saham, nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan tidak berubah.

Hal itu dikarenakan, nilai kapitalisasi pasar diperoleh dari perkalian antara jumlah saham perusahaan dan harga per lembar sahamnya. Dengan begitu, harga saham perusahaan akan menurun dan jumlah lot saham akan meningkat pasca aksi stock split.

Mengutip laman Investopedia, selain untuk meningkatkan likuiditas saham menjelaskan ada dua alasan lain mengapa perusahaan publik melakukan aksi stock split. Pertama, harga saham dirasa sudah terlalu mahal, sehingga akan memberatkan investor.

Harga saham yang kemahalan juga berisiko menyurutkan minat investor untuk masuk ke saham emiten. Alasan kedua, meski secara teori aksi stock split tidak akan memengaruhi modal perusahaan yang disetor, namun aksi tersebut acapkali sukses meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.

Alhasil aksi korporasi satu ini cenderung berdampak positif bagi emiten.

Apa Itu Reverse Stock Split

Kebalikan dari stock split, emiten juga bisa melakukan aksi korporasi berupa reverse stock split. Aksi ini dapat dipahami sebagai penggabungan nilai saham yang dimiliki investor.

Berdasarkan laman Investopedia, setidaknya ada tiga alasan mengapa emiten memutuskan untuk melakukan aksi korporasi reverse stock split.
Pertama, harga saham per lembarnya sudah terlalu murah, mendekati batas bawah harga atau auto rejection bawah alias ARB.

Kondisi tersebut juga berisiko bagi emiten lantaran bisa terancam delisting atau sahamnya dihapus dari papan bursa efek. Melalui aksi reverse stock split, emiten dapat melakukan penggabungan nilai saham, dengan begitu harga saham per lembarnya di bursa bisa meningkat, sekaligus mengurangi risiko delisting emiten.

Alasan kedua, emiten yang melakukan reverse stock split bertujuan meningkatkan kesan baik di mata publik. Biasanya, saham berharga murah dianggap sebelah mata oleh investor atau dikenal dengan istilah saham gorengan.

Lewat aksi reverse stock split harga saham emiten akan naik dan diharapkan mencerminkan citra yang baik. Ketiga, untuk menarik perhatian analis dan investor yang berpengaruh.

Sama seperti alasan kedua, saham dengan harga lebih tinggi cenderung menarik perhatian analis pasar dan dapat dikategorikan sebagai salah satu taktik pemasaran yang jitu. Keputusan stock split dan reverse stock split dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Demikian ulasan lengkap mengenai apa itu stock split dan reverse stock split.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...