Rumah Sakit Siloam, Bisnis Kesehatan Grup Lippo yang Cuan Saat Pandemi

Amelia Yesidora
7 Desember 2021, 08:25
Rumah Sakit Siloam, Bisnis Kesehatan Grup Lippo yang Cuan Saat Pandemi
Katadata | Agung Samosir
Ilustrasi

Pandemi Covid-19 memang memporakporandakan banyak aktivitas ekonomi. Di sisi lain, pegebluk ini memberikan angin segar bagi bisnis kesehatan seperti rumah sakit. Hampir semua rumah sakit berhasil meningkatkan pendapatan dan labanya selama pandemi corona, tak terkecuali Siloam.

Dilansir dari laporan keuangan perusahaan tersebut,  Grup Lippo yang membawahi bisnis kesehatan ini berhasil membalikkan rugi Rp 43 miliar pada tahun lalu menjadi laba Rp 552 miliar rupiah per September 2021. Begitu juga dengan pendapatan Rumah Sakit Siloam yang naik 41 % menjadi Rp 7,1 miliar, dibandingkan periode September 2020, yakni Rp 5,01 miliar.

Tak hanya kinerja perusahaan yang cuan, bisnis kesehatan Grup Lippo ini mencatatkan performa saham yang positif. Perusahaan dengan kode saham SILO terus menghijau dalam tiga tahun terakhir.

Dilansir dari RTI, saham SILO sepanjang 2021 menguat 63,6 %. Ini melanjutkan tren tiga tahun terakhir yang melesat 201 %. Hanya saja, untuk jangka pendek -dalam sepekan terakhir- harga saham SILO cenderung koreksi 13,5 %. Pada perdagangan Senin kemarin (6/12), harga saham emiten ini dibuka moderat pada level Rp 9.075 per lembar. 

SILO sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak September 2013. Pada saat itu, Siloam menawarkan 156,1 juta sahamnya dengan harga Rp 9.000 per lembar. Alhasil, emiten kesehatan ini mengantongi dana segar Rp 1,4 triliun.

Siloam Pionir Layanan Kesehatan

Rumah sakit Siloam adalah jaringan rumah sakit swasta yang berada di bawah naungan Grup Lippo. Bisnis kesehatan ini berdiri sejak 3 Agustus 1996 berkat kerja sama antara Grup Lippo dan Gleneagles Development dari Singapura.

Awalnya, rumah sakit ini bernama Siloam Gleneagles dan berada di kawasan Lippo Village, Karawaci. Siloam Gleneagles kemudian berhasil mendapat ISO pada 2001. Setelahnya, Siloam mulai membangun rumah sakit baru serta melakukan rebranding pada beberapa rumah sakit.

Adapun beberapa rumah sakit tersebut seperti Graha Medika menjadi Siloam Hospitals Kebun Jeruk, dan rumah sakit Budi Mulia menjadi Siloam Hospitals Surabaya pada 2003 dan 2004. Pelayanan kesehatan ini berhasil mendapatkan akreditasi Joint Commission International (JCI) pada 2007.

Tak hanya bergerak dalam pelayanan rumah sakit, pada 2010 Siloam membangun rumah sakit pendidikan, hasil kerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan School of Nursing (SoN) Universitas Pelita Harapan (UPH). Kemudian, Siloam membuka Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) di Semanggi, Jakarta, rumah sakit swasta pertama di Indonesia yang khusus menangani pengobatan kanker. 

Selanjutnya, Siloam melebarkan sayapnya ke luar Jawa dan membangun rumah sakit di Jambi dan Balikpapan pada 2011. Kedua layanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit Siloam pertama di Sumatera dan Kalimantan. Hingga kini, laman perusahaan menyatakan kalau Siloam sudah memiliki 40 rumah sakit dan 22 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain mendirikan MRCCC, Siloam kemudian membangun rumah sakit khusus operasi bedah syaraf di Lippo Village pada Februari 2013. Rumah sakit ini bernama Gamma Knife Center, di mana layanan kesehatannya melakukan bedah tanpa pisau state of the art yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...