Diblokir Kominfo, Ini Profil Epic Games yang Raup Investasi Rp 14,5 T

Amelia Yesidora
2 Agustus 2022, 22:05
Diblokir Kominfo, Ini Profil Epic Games yang Raup Investasi Rp 14,5 T
Istimewa
Epic Games

Pada tahun ini, perkembangan PC mulai meledak di berbagai belahan dunia, sehingga menjadi ladang garapan yang subur bagi industri gim. Melalui kerjasama dengan GT Interactive dan Digital Extremes, Epic MegaGames merilis Unreal, gim penembak orang pertama dengan visual 3D. 

Setahun kemudian, perusahaan melakukan relokasi ke Cary, North Carolina dan mengganti namanya menjadi Epic Games, seperti yang dikenal hingga sekarang. Di tahun yang sama, Epic Games, GT Interactive, dan Digital Extremes meluncurkan Unreal Tournament. Platform ini memberi tempat bagi pemain Unreal untuk bermain secara multiplayer.

Manuver besar ini dilakukan EpicGames lantaran mereka membutuhkan dana yang lebih besar untuk menggaji karyawan mereka. Hal ini pun diikuti dengan keharusan untuk menjual berjuta salinan dari masing-masing gim yang mereka rilis.

“Akhir dari era ini adalah pembajakan game PC. kala itu, hampir mustahil untuk menjual gim single-player. Kamu memperkirakan, untuk setiap orang yang membeli gim kami, ada empat orang yang memainkan versi bajakan,” tutur Sweeney pada Polygon.

Beralih ke Gim Konsol

Belajar dari kegagalan penjualan gim PC, pada 2006 Epic Game bekerjasama dengan Microsoft untuk mengembangkan gim di konsol Xbox 360. Permulaan era ini ditandai dengan gim hit Gears of War yang menghasilkan cuan US$ 100 juta, hampir 10 kali lipat dari biaya pengembangannya sebesar US$ 12 juta. 

Keberuntungan ini tidak berlangsung lama, sebab pendapatan menurun dan biaya pengembangan lanjutan gim semakin meningkat. Dari perhitungan Sweeney, Gear of War 3 membutuhkan biaya tiga hingga empat kali lebih banyak dari seri awalnya. Bahkan bila Epic Game melanjutkan seri Gear of War 4, mereka harus menyiapkan dana US$ 100 juta. 

“Apabila gim itu sukses besar, kita bisa balik modal. Bila kurang, kita bisa gulung tikar,” kata Sweeney.

Terlepas dari pertaruhan gulung tikar dan kesuksesan di era ini, Epic Games tetap meluncurkan gim baru, yakni Infinity Blade pada 2010 dan Bulletstorm pada 2011. Serial Infinity Blade dimainkan di iOS dan berhasil menghasilkan lebih dari US$ 23 juta. Sementara itu, Bulletstorm dikembangkan bersama dengan People Can Fly kemudian dirilis oleh perusahaan ternama, Electronic Arts (EA), di PlayStation 3, Xbox 360, dan Windows. 

Layaknya era sebelumnya, era 3.0 diakhiri dengan sebuah realisasi jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Kali ini jalan keluar yang diambil Epic Game adalah proyek kecil mereka bernama Fortnite. Sweeney menilai gim ini bisa bertahan di sistem permainan gratis.

Era 4.0: Babak Baru, Investor Baru

“Kami melakukan banyak hal gila,” kata Sweeney. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah Epic, kami membawa investor luar, Tencent,”

Pada Juni 2012, konglomerat teknologi asal Cina ini membeli sekitar 40% dari seluruh saham perusahaan atau senilai US$330 juta. Dengan langkah ini, maka Tencent mendapat dua dari tujuh kursi direksi di Epic. Meski begitu, Sweeney optimistis bahwa masuknya Tencent tidak akan mengubah desain atau perkembangan gim Epic Game. Alasannya adalah karena Tencent bukan pengembang gim, namun ahli dalam pemasaran produk ke khalayak global. 

Keberhasilan menggaet investor global ini memberi efek samping pada kolega Sweeney. Tercatat ada empat orang koleganya yang sudah bekerja dengannya dari era 1.0 dan era 2.0 meninggalkan Epic Game pada 2012. Misalnya Adrian Chmielarz, pendiri People Can Fly yang mengembangkan Bulletstorm, lalu Rod Fergusson, produser eksekutif dan direktur produksi Gears of War. Kemudian juga Mike Capps, presiden Epic Game pada 2004 dan co-founder Epic Game, Cliff Bleszinski.

Dengan bantuan Tencent di bidang distribusi digital dan manuver ke ranah game as a service (GaaS), Sweeney menyetir kembali basis Epic Game ke PC. Beberapa langkah besar yang juga diambil Sweeney adalah menggratiskan Fortnite pada 2014 dan Unreal Engine setahun berikutnya. 

 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...