Azerbaijan dan Tajikistan Bebas Malaria, Indonesia Targetkan 2030

Image title
3 April 2023, 15:47
Nyamuk malaria
Pixabay
Nyamuk malaria

Pada Rabu (29/3) lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Azerbaijan dan Tajikistan sebagai negara bebas malaria dengan menerbitkan sertifikat bebas malaria bagi kedua negara tersebut. Sertifikat itu menunjukkan upaya selama hampir satu abad yang dilakukan oleh kedua negara untuk mengeliminasi malaria dari wilayahnya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengatakan pencapaian Azerbaijan dan Tajikistan adalah bukti dari komitmen politik yang kuat, diikuti dengan sumber daya yang memadai. "Saya berharap negara-negara lain dapat belajar dari pengalaman mereka," kata dia, Rabu (29/3).

Sertifikasi bebas malaria adalah pengakuan resmi WHO yang diberikan kepada satu negara yang menunjukkan keberhasilan dalam memutus rantai penularan malaria selama tiga tahun berturut-turut. Negara itu juga harus menunjukkan keberhasilan mencegah penularan kembali.

Direktur Regional Eropa WHO Hans Henri P. Kluge mengatakan pencapaian kedua negara dimungkinkan karena adanya langkah pencegahan terarah, program deteksi dini yang kuat, adanya investasi berkelanjutan, dan pengobatan yang efektif. "Regional Eropa WHO sekarang bergerak dua langkah lebih dekat menuju wilayah pertama di dunia yang sepenuhnya bebas malaria," kata dia.

Dengan masuknya Azerbaijan dan Tajikistan, total sudah ada 41 negara yang disertifikasi bebas malaria oleh WHO. Termasuk di antaranya 21 negara di Regional Eropa WHO.

PENYEMPROTAN CAIRAN PENANGKAL NYAMUK MALARIA DI PAPUA
PENYEMPROTAN CAIRAN PENANGKAL NYAMUK MALARIA DI PAPUA (ANTARA FOTO/Indrayadi TH/tom.)
 

 


Universal Health Coverage di Balik Kesuksesan Azerbaijan dan Tajikistan

Kasus malaria terakhir yang dideteksi di Azerbaijan berasal dari Plasmodium vivax (P.vivax) yang ditularkan secara lokal pada tahun 2012 dan Tajikistan pada tahun 2014. Kedua negara itu memaksimalkan sistem surveilans elektronik nasional untuk menyediakan deteksi kasus malaria secara real-time dan memungkinkan penyelidikan cepat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi itu berasal dari penularan lokal atau impor.

Intervensi itu kemudian dilanjutkan dengan intervensi tambahan seperti program pengendalian jentik yang menggunakan metode biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk, dan tindakan pengelolaan air untuk mengurangi vektor malaria. Selama lebih dari 6 dekade, kedua pemerintah telah menjamin perawatan dan intervensi malaria dengan Universal Primary Health Care.

Dalam jaminan kesehatan universal yang diusung oleh kedua negara, tindakan pencegahan menjadi bagian dari sistem yang dijalankan di bawah payung ini. Tindakan pencegahan itu antara lain menyemprot dinding bagian dalam rumah dengan insektisida, mempromosikan deteksi dini malaria, dan meningkatkan kapasitas semua petugas kesehatan yang terlibat dalam pemberantasan malaria.

Upaya mengeliminasi malaria dalam payung Universal Health Coverage (UHC) ini, menurut Kluge, terbukti efektif. Sejak 1920-an, Tajikistan dan Azerbaijan memiliki ketergantungan terhadap pertanian yang mendukung ekspor beras dan katun. Sistem irigasi yang dibangun untuk mendukung kegiatan pertanian tersebut meningkatkan risiko pekerjanya tertular malaria.

Pemerintah kedua negara lalu membuat sistem yang lebih khusus untuk mendeteksi dini penularan di antara pekerja kebun/ladang. Mereka menyediakan penanganan menyeluruh secara gratis yang dipusatkan pada UHC.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...