Tripar Multivision Plus, Perusahaan Raam Punjabi Pendatang Baru di BEI
Perusahaan produksi film milik Raam Punjabi, Tripar Multivision Plus, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode RAAM hari ini, Senin (8/5). Mematok harga penawaran perdana di Rp 234 per lembar saham, RAAM sempat naik 24,79% ke level Rp 295 pada 09.05 pagi.
Sahamnya lalu menyentuh batas atas atau auto reject atas alias ARA. Sebanyak 929,2 juta saham ditawarkan dalam IPO tersebut. Nilainya setara 15% dari jumlah modal ditempatkan pada 8 Mei 2023 dengan target dana Rp 217,43 miliar.
Komisaris Utama dan Founder Tripar Multivision Plus Raam Punjambi mengatakan melantainya RAAM di BEI bertujuan agar perusahaan lebih berkontribusi dalam industri perfilman Indonesia. "Kami sangat senang dapat mengambil langkah maju ini, saya merasa ini adalah langkah paling tepat agar dapat meningkatkan kontribusi kami dalam ekosistem perfilman Indonesia," ujar Raam, dikutip dari Antara.
Profil RAAM
Cikal bakal Tripar Multivision Plus adalah Parkit Film yang dibangun Raam Punjabi pada 1981. Perusahaan ini memproduksi dan distribusi film. Barulah pada 1990 Tripar Multivision Plus alias MVP berdiri.
Perusahaan membuka cabang pertama di India pada 2004, untuk distribusi film mancanegara. Dua tahun kemudian, perusahaan melebar ke Negeri Jiran melalui joint venture dengan Astro Malaysia. Di Tanah Air, pengaruh MVP kian luas dengan adanya kerja sama Wilmar Group dan Ciputra.
Dari kerja sama inilah muncul anak perusahaan bernama Platinum Sinema yang mengoperasikan jaringan bioskop Platinum Cineplex pada 2011. Melansir laman resmi perusahaan, hingga sekarang sudah ada 10 Platinum Cineplex yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.
Tiga tahun kemudian, MVP membuka lini bisnis baru bernama Pay TV. Barulah pada 2015 Distribusi film MVP tersedia di berbagai negara ASEAN, mulai dari Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Laos, dan Thailand.
Bisnis RAAM
RAAM memiliki tujuh perusahaan anak, empat di antaranya bergerak di bidang real estat baik yang dimiliki sendiri atau disewa. Empat perusahaan itu antara lain Multi Kreasi Media, Multi Inter Media, MVP Bangun Sarana, dan Starville MVP Sentul.
Sedangkan Platinum Sinema dan Multi Platinum Screen bergerak dalam aktivitas pemutaran film. Satu anak perusahaan lagi adalah Montir Indonesia Jaya yang bergerak dalam perdagangan besar suku cadang dan aksesori mobil.
Sebelum IPO, susunan pemegang saham didominasi Ram Punjabi sebanyak 99,05% dan Tripar Multi Image senilai 0,95%. Setelah IPO, porsi Ram Punjabi berkurang menjad 84,19%, Tripar Multi Image senilai 0,81%, dan masyarakat sejumlah 15%.
Melansir prospektus perusahaan, sebanyak 81,6% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Misalnya untuk pembiayaan kegiatan produksi film, web series, sinetron, dan kegiatan pemasarannya.
Sisa 18,4% akan dijadikan setoran modal untuk PT Platinum Sinema, anak perusahaan dengan prosi kepemilikan 99,99%. Tujuannya untuk membangun dan mengoperasikan satu teater baru di Kebumen.
Hingga September 2022, perusahaan membukukan aset senilai Rp 1,06 triliun dan laba senilai Rp 76,8 miliar.