Sosok Ngabila Salama, Pejabat Dinkes DKI Jakarta Pamer Gaji Rp 34 Juta
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama telah diperiksa Inspektorat DKI Jakarta pada Rabu (24/5). Panggilan ini guna mendalami laporan harta kekayaan pejabat negara alias LHKPN milik perempuan tersebut.
"Kalaupun beliau belum menyampaikan laporan harta kekayaan yang sesungguhnya, tentu kami akan mendorong untuk segera melakukan perbaikan dan kami koordinasikan dengan KPK," kata Inspektur DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat, dikutip dari Merdeka.com.
Ngabila menjadi perhatian usai memamerkan gajinya senilai Rp 34 juta di Twitter pribadinya, @ngabila. Tapi sekarang cuitannya telah dihapus dan Ngabila meminta maaf atas perilaku tersebut. Begini penggalan cuitan tersebut:
"Saya teman Menkes, tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahannya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan, ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau enggak kenal saya, jangan nakal," kata Ngabila dalan cuitannya.
Siapa Ngabila Salama?
Ngabila Salama lahir di Jakarta pada 25 Oktober 1989 dan merupakan alumni SMAN 8 Jakarta angkatan 2007. Dari pemberitaan media, ia diterima di dua fakultas kedokteran yakni di Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. Ngabila lalu memilih Universitas Indonesia sebagai tempat menuntut ilmu dan lulus pada Agustus 2012.
Setelah mendapat gelar Sarjana Kedokteran, ia melanjutkan program dokter internship setahun di Kalianda, Lampung Selatan. Barulah pada 2014 Ngabila resmi menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Pemda DKI Jakarta. Bersamaan dengan itu, dia juga melanjutkan pendidikan master di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan lulus pada Januari 2017.
Ngabila naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi dengan gelar master itu. Ia memegang program TBC di suku dinas kesehatan Jakarta Timur. Setelah dua tahun di program TBC, ia dilantik sebagai pejabat eselon IV, yakni Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta.
Di jabatan terakhir inilah ia makin dikenal oleh masyarakat. Ngabila kerap memberikan informasi terkait kasus Covid-19 kepada media. Ia pun sudah menerbitkan 13 publikasi jurnal penelitian internasional dengan data Covid-19. Dengan penellitian ini ia memperoleh penghargaan nasional dan menjadi panitia kesehatan KTT G20 di Bali pada November 2022.
Kekayaan Minim Ngabila
Bila dilihat dari LHKPN 2022 yang dilaporkan 15 Maret lalu, kekayaan Ngabila senilai Rp 73,1 juta. Ia tidak mencatatkan harta tanah dan bangunan, tapi memiliki satu mobil Taruna CX tahun 2000 senilai Rp 40 juta.
Mobil tersebut dicatatkan sebagai hasil warisan. Selain itu, ia juga mencatat kas dan setara kas senilai Rp 33,1 juta.
Dibandingkan dari LHKPN 2021, hartanya meningkat 82%. Karena pada 2021, ia hanya mencatat hartanya berupa mobil Taruna CX senilai Rp 40 juta. Ini yang membuat berbagai phak curiga, karena dengan pendapatan Rp 34 juta per bulan tapi kekayaannya 2022 hanya Rp 73 juta.
Klarifikasi Ngabila Salama
Pada kolom komentar Instagram Katadata.co.id, Ngabila Salama memberikan klarifikasinya kemarin, Kamis (25/5). "Saya meminta maaf sebesarnya kepada semua pihak yang dirugikan dengan perkataan saya yang tidak bijak tersebut dan saya sangat menyesal telah melakukan hal tersebut. Izinkan saya melakukan klarifikasi karena media tidak menampilkan alasan saya sampai melakukan hal tersebut," tulisnya.
Ia mengatakan selama ini vakum dari Twitter. Namun, pada Senin malam lalu Ngabila membuka lagi akunnya untuk mendengar diskusi tentang Rancangan Undang-Undang Kesehatan yang diisi oleh kawannya.
Ngabila membantu merespon diskusi itu lewat cuitannya. "Bahkan sesudah selesai diskusi sampai jam 01.00, saya terima sekitar 200-300 chat dalam dua jam," katanya.
Pada jam 23.40 ia mencuit perkataannya yang kontroversial tersebut. Ia mengaku mengeluarkan pernyataan itu karena kelelahan dan sebelumnya banyak fitnah kejam ke dirinya, seperti penjilat, haus jabatan, dibayar ratusan juta.
Padahal, tulisnya, ia melakukan sosialisasi RUU Kesehatan tidak dibayar sama sekali. "Saya murni ingin menginfokan ke sejawat dan masyarakat," kata Ngabila. "Saya meminta maaf kepada seluruh pihak yang dirugikan."