Sejarah Tol Cisumdawu, Beroperasi Usai 2 Kali Ganti Gubernur
Presiden Joko Widodo telah meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan alias Cisumdawu pada Selasa (11/7). Jalan bebas hambatan ini menghubungkan Kota Bandung dengan Tol Cikampek-Palimanan atau Cipali.
Dengan panjang 61,6 kilometer, Tol Cisumdawu menghabiskan biaya Rp 18,3 triliun. “Dari pemerintah Rp 9,07 triliun, sisanya kerja sama pemerintah dan badan usaha alias KPBU serta pihak swasta,” kata Jokowi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu berharap tol ini bisa membantu menggairahkan operasional Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Targetnya, penerbangan menuju bandara dapat bertambah dengan tol penunjang.
Kehadiran tol tersebut memangkas waktu tempuh Bandung–Bandara Kertajati menjadi hanya sejam. Pada awalnya, target Tol Cisumdawu rampung bersamaan dengan Bandara Kertajati. Bandara sudah diresmikan pada Mei 2018 tapi Tol Cisumdawu tak kunjung rampung.
Kini, bandara itu dapat beroperasi penuh pada Oktober 2023. Pemerintah berencana mendorong pengembangan Bandara Kertajati dengan mengalihkan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Sebagai informasi, Tol Cisumdawu termasuk dalam salah satu proyek strategis nasional alias PSN di Jawa Barat. Tol ini juga termasuk dalam 13 jalan tol yang ditargetkan rampung tahun ini, seperti yang dirangkum dalam Databoks:
Dari era Ahmad Heryawan hingga Ridwan Kamil
Terhitung 12 tahun lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol tersebut. Menurut Jokowi, penghambatnya adalah masalah lahan.
Dari catalan sejarah, peletakan batu pertama Tol Cisumdawu sudah dilakukan pada 2011 di Desa Citali, Sumedang. Dua tahun berselang, Wakil Gubernur Jawa Barat kala itu Deddy Mizwar memasang target selesai pembangunan pada 2016.
Terhitung sudah dua kali gubernur berganti namun tol ini belum juga selesai dibangun. Mulai dari era Ahmad Heryawan hingga Ridwan Kamil. Barulah di periode kedua Ridwan Kamil menjabat, tol ini selesai dibangun dan beroperasi secara terpisah.