Profil Budiman Sudjatmiko, Eks Aktivis yang Bertemu Prabowo Subianto

Dzulfiqar Fathur Rahman
20 Juli 2023, 15:49
 Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko bertemu di Jalan Kertanegara No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).
Twitter Andre Rosiade
Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko bertemu di Jalan Kertanegara No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu di Jakarta Selatan pada Selasa (20/7). Budiman dikenal sebagai aktivis prodemokrasi pada 1998.

Pertemuan keduanya berlangsung di kediaman Prabowo yang merupakan bakal calon presiden dari Partai Gerindra di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Menurut Prabowo, mereka memiliki banyak pemikiran yang sama, termasuk cita-cita memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran rakyat.

Menurut Budiman, Ketua Umum Partai Gerindra itu memiliki perspektif kepemimpinan politik yang cocok dengannya. Eks aktivis itu menambahkan, pemikiran keduanya saling melengkapi karena memiliki latar belakang yang berbeda, yaitu aktivis dan intelijen.

“Biasanya butuh pemikiran dari dua tipe orang: satu intelijen; satu aktivis. Kalau ada orang politik berlatar belakang intelijen, tentara, atau aktivis, kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” kata Budiman.

Bermula dari Aktivis Prodemokrasi yang Pernah Dipenjara Rezim Orba

Sebelum menjadi politikus, Budiman meluncur ke panggung politik sebagai seorang aktivis prodemokrasi melawan pemerintahan Presiden Soeharto di era 1990-an. Pria kelahiran Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, itu mengisahkan aktivismenya dalam buku Anak-Anak Revolusi yang terbit pada 2013.

Dalam situs web pribadinya, pria kelahiran 1970 itu menuliskan telah menjadi aktivis dengan terlibat dalam gerakan mahasiswa saat masih duduk di Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Kemudian saya menerjunkan diri sebagai penyelenggara komunitas yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tulis Budiman.

Pada 1996, Budiman mendirikan partai politik yang disebut Partai Rakyat Demokratik (PRD). Partai yang dibentuk di Sleman, Yogyakarta, itu tidak memiliki wakil di parlemen, namun merupakan pemain kunci dalam perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Soeharto.

Budiman pernah menghadapi vonis penjara hingga 13 tahun pada 1997. Pemerintah menuduh PRD sebagai dalang kerusuhan di markas PDIP di Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996. Kerusuhan itu terjadi di tengah perebutan kursi pemimpin partai antara Megawati Soekarnoputri dan Soerjadi.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Dini Pramita
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...