Mengenal Laili Roesad, Duta Besar Perempuan Pertama Republik Indonesia

Image title
29 Januari 2024, 09:00
duta besar
Reuters/YouTube Mukhlis Studio
Ilustrasi, duta besar perempuan pertama Indonesia, Laili Roesad, berfoto bersama Presiden Soekarno.
Button AI Summarize

Awal pekan lalu, pada Selasa (23/1), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan walk out ketika Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilard Erdan menyampaikan pidato di Dewan Keamanan PBB. Sikap yang ditunjukkan oleh Menlu ini menuai banyak pujian, karena menunjukkan ketegasan Indonesia atas konflik antara Palestina dan Israel.

Retno sendiri merupakan diplomat ulung, dan berhasil mewakili Indonesia di kancah diplomasi internasional. Beberapa prestasinya, antara lain mengantarkan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, dan Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022.

Jauh sebelum Retno, perjalanan perempuan Indonesia di kancah diplomasi internasional dirintis oleh sosok yang berasal dari Sumatra Barat. Sosok tersebut, bernama Laili Roesad, yang merupakan duta besar atau dubes perempuan pertama Indonesia.

Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia.
Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia. (Reuters/YouTube Mukhlis Studio)

Masa Kecil dan Pendidikan Laili Roesad

Laili Roesad lahir di Padang, Sumatra Barat, pada 19 September 1916. Ayahnya, Roesad Datuk Perpatih Baringek, merupakan Sekretaris Minangkabau Raad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, dan kemudian menjadi Residen Sumatra Barat. Sang ibu, Hasnah Manan, tercatat sebagai siswa perempuan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) pertama di Padang.

Mengutip Historia, Laili diketahui menempuh pendidikan di Madrasah Adabiah, yang merupakan madrasah pertama di Indonesia, yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Padang. Setelah itu, ia menempuh pendidikan ke Rechtshoogeschool di Batavia dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten. Ia menjadi perempuan pertama yang mendapat gelar tersebut.

Sebagai informasi, Meester in de Rechten adalah gelar yang diperoleh seseorang setelah menyelesaikan studi ilmu hukum pada sebuah universitas yang mengikuti sistem yang berlaku di Belanda dan Belgia. Dalam bahasa Belanda, gelar ini berarti "Magister dalam Ilmu Hukum".

Lulus dari Rechtshoogeschool, Laili kemudian sebagai pegawai Dewan Kehakiman di Padang. Sayangnya, saat itu kesempatan menjadi hakim belum terbuka bagi perempuan. Namun, kegagalan menjadi hakim karena masalah gender tersebut, justru menuntunnya ke bidang lain dan membuatnya bersinar, yakni menjadi diplomat.

Karir Laili Roesad sebagai Diplomat

Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia.
Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia. (Reuters/YouTube Mukhlis Studio)

Laili meniti karir sebagai diplomat di Departemen Luar Negeri Republik Indonesia pada 1949. Saat itu, menjadi anggota delegasi tetap Indonesia di PBB yang dipimpin oleh Soedjarwo Tjondronegoro.

Delegasi awal Indonesia di PBB ini mengemban tugas berat, yakni memperjuangkan kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka. Kemudian, memperjuangkan hak-hak Indonesia di kancah hukum internasional, seperti mengenai status wilayah Irian Barat, yang kala itu masih sengketa dengan Kerajaan Belanda.

Untuk menambah pengetahuannya di bidang hukum internasional, Laili meneruskan pendidikan Hukum Internasional di London, Inggris. Ia menempuh pendidikan ini selama dua tahun, yakni 1950-1952.

Ia sempat masuk sebagai calon anggota Konstituante dari Partai Nasional Indonesia (PNI) untuk daerah pemilihan Sumatra Tengah, namun tidak terpilih. Meski demikian, perjalanan Laili sebagai diplomat justru semakin bersinar pasca gagal terpilih sebagai anggota Konstituante.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...