Oxford-AstraZeneca Kembangkan Vaksin untuk Varian Baru Virus Corona
Ilmuwan Oxford kembali mengembangkan vaksin virus corona. Hal itu untuk memerangi varian baru Covid-19 yang lebih menular.
Varian baru Covid-19 ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. Namun, ilmuwan menduga varian dari hasil mutasi virus itu telah menyebar ke banyak negara.
Hal itu pun mendorong ilmuawan dan perusahaan farmasi meneliti kembali vaksin virus corona. Seperti Oxford dan AstraZeneca Plc yang tengah melaksanakan studi kelayakan untuk mengkonfigurasi ulang teknologi dalam pembuatan vaksin ChAdOx yang mereka kembangkan sebelumnya.
Di sisi lain, seorang juru bicara Universitas Oxford mengatakan kepada surat kabar The Telegraph bahwa pihaknya dengan hati-hati menilai kekebalan vaksin dan mengevaluasinya terhadap mutasi virus corona. Hal itu untuk memastikan vaksin dapat efektif mencegah Covid-10 dari varian baru virus corona.
Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Rabu (20/1) bahwa regulator obat-obatan bakal siap memberikan persetujuan untuk versi baru vaksin Covid-19 yang dirancang untuk melawan varian baru virus corona.
Selain Oxford dan AstraZeneca, Pfizer dan BioNTech juga meneliti lebih lanjut kekebalan vaksin mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin virus corona Pfizer-BioNTech terbukti efektif terhadap varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris.
Dengan begitu, vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan terhadap ancaman virus yang lebih mudah menyebar. Hasil menggembirakan tersebut didapat dari analisis darah 16 peserta uji coba yang telah menerima vaksin Pfizer.
Sample darah itu dipaparkan 10 mutasi virus sintetis yang disebut pseudovirus. Pseudovirus merupakan virus hasil rekayasa yang memiliki protein permukaan yang sama dengan varian baru virus corona di Inggris berkode B117.
Dari hasil uji coba itu, antibodi dalam darah para sukarelawan yang diberi vaksin menetralkan pseudovirus. Itu berarti vaksin Pfizer-BioNTexh sama efektifnya dengan versi virus corona lama yang digunakan dalam pengembangan vaksin.
Hal itu pun memberikan harapan untuk menekan laju penularan virus corona di Inggris. Negara tersebut sejauh ini mencetak rekor kematian harian tertinggi akibat mutasi virus yang lebih cepat menular.
Di sisi lain, uji coba itu juga menunjukkan bahwa pengembangan vaksin virus corona tidak perlu dimulai dari awal. Meskipun ada varian baru virus corona. Pada pekan lalu, Pfizer mengklaim bahwa studi laboratoriumnya menunjukkan vaksin efektif melawan satu mutasi kunci, yang disebut N501Y, yang ditemukan di kedua varian baru di Inggris dan Afrika Selatan. Kedua varia tersebut mampu menyebar sangat cepat dan menyebabkan kenaikkan kasus Covid-19 di sejumlah negara.
Adapun Indonesia hingga saat ini belum mendatangkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca. Sejuah ini, pemerintha masih mengandalkan vaksin buatan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech, untuk program vaksinasi tahap pertama yang dimulai sejak 13 Januari 2021.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan