Kemenkes Bakal Gunakan Vaksin AstraZeneca Mulai Pekan Depan
Kementerian Kesehatan memutuskan menggunakan vaksin virus corona dari AstraZeneca mulai pekan depan. Keputusan itu diambil setelah Europian Medicines Agency (EMA) menyatakan vaksin Covid-19 tersebut aman dan efektif.
Selain itu, Medicines and Healthcare product Regulatory Agency (MHRA) dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga merekomendasikan vaksin tersebut. Pasalnya, manfaat vaksin lebih besar dibandingkan risiko berupa penggumpalan darah.
"Sudah dikonfirmasi oleh MHRA, itu semacam BPOM di London, EMA, dan WHO, insya Allah minggu depan kami mulai distribusi dan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca," kata Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin dalam konferensi pers secara daring pada Jumat (19/3).
Indonesia telah menerima sekitar 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dari COVAX. Vaksin tersebut tiba di tanah air pada 8 Maret 2021.
Kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin AstraZeneca. Namun belakangan BPOM merekomendasikan penundaan penggunaan vaksin tersebut hingga ada rekomendasi terbaru dari WHO.
WHO bersama EMA pun mempelajari kasus pembekuan darah yang terjadi pada penerima vaksin AstraZeneca di Eropa. Dari hasil kajian tersebut, EMA dan WHO menyatakan vaksin AstraZeneca aman bagi masyarakat.
Selain Indonesia, negara-negara di Eropa seperti Jerman dan Perancis juga kembali melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Di sisi lain, Kanada dan Australia menyambut baik hasil investigasi WHO dan EMA terkait vaksin AstraZeneca.
Kedua negara tersebut tidak menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca meskipun terjadi kasus efek samping serius pada sejumlah orang di Eropa. Departemen Kesehatan Kanada mengatakan telah menilai data yang tersedia tentang kejadian pembekuan darah dan menyatakan vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan peningkatan risiko secara keseluruhan.
"Departemen Kesehatan Kanada menegaskan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca dalam melindungi warga dari Covid-19 lebih besar daripada risikonya," kata regulator dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Reuters pada Jumat (19/3).
Sebelumnya, AstraZeneca Plc membantah vaksin virus corona yang dikembangkannya menimbulkan risiko pembekuan darah. Pernyataan ini berdasarkan kajian data terkait tingkat keamanan pada orang yang telah menggunakan vaksin Covid-19 dari perusahaan tersebut.
Sebanyak 17 juta orang di Inggris dan Uni Eropa diketahui telah menggunakan vaksin AstraZeneca. "Tidak ada bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, atau negara tertentu, ”kata AstraZeneca seperti dilansir dari Reuters pada Senin (15/3).