Ekspansi ke Aceh, Japfa Bangun Pabrik Penetasan Telur
Perusahaaan pakan ternak dan perunggasan, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya, PT Indojaya Agrinusa ekspansi pasar ke
Aceh. Ekspansi dilakukan dengan membangun pabrik penetasan telur ayam (hatchery) dan teaching farm.
Japfa akan membangun pabrik penetasan telur di atas lahan seluas 6,2 hektar di desa Seulimeum, Aceh Besar. Pembangunan hatchery ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat di wilayah Aceh dan sekitarnya.
"Hal ini diharapkan membantu peternak lokal dalam penyediaan anak ayam broiler dan mendukung penyediaan pasokan protein hewani bagi masyarakat," kata Head of Feed Operation Unit Medan & Padang Indojaya Agrinusa, Anwar Tandiono dalam keterangan resmi, Rabu (9/10).
(Baca: Japfa Resmikan Pabrik Pakan Rp 600 Miliar di Sumatera Utara)
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, mengungkapkankeberadaan pabrik hatchery di wilayah itu diharapkan membantu penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Seulimeum. Japfa akan menyerap 94% dari jumlah kebutuhan pekerjanya dari daerah tersebut.
Selain hatchery, Japfa juga resmikan fasilitas penelitian teaching farm hasil kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH).
Adapun pada fasilitas penelitian tersebut, perusahaan akan membangun 3 unit kandang, berupa commercial farm closed house berkapasitas 10.000 ekor, commercial farm open house panggung berkapasitas 5.500 ekor, dan
commercial farm open house postal berkapasitas 4.500 ekor.
Masing-masing kandang bakal berukuran 8x70 meter dan sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung ternak berupa tempat pakan, tempat minum, kipas angin, blower, dan mesin penghangat ayam (Gasolek).
Perusahaan terus menggencarkan ekspansi ke luar Jawa. Sebelumnya, perusahaan tercatat meresmikan pabrik pakan ternak di di Kawasan Industri Modern 4, Deli Serdang, Sumatera Utara senilai Rp 600 miliar.
Pabrik baru Indojaya merupakan perluasan dari pabrik sebelumnya yang berlokasi di Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Setelah beroperasi, pabrik ini akan memasok kebutuhan pasokan pakan ternak di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Pekan Baru dan Kepulauan Riau.
Anwar Tandiono mengatakan, saat ini kapasitas produksi pabrik sebesar 20 ribu ton per bulan, namun nantinya pabrik memiliki kapasitas produksi maksimal sebesar 40 ribu ton per bulan.
Ekspansi Emiten Pakan Ternak
Emiten pakan lainnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), juga menyatakan akan melanjutkan ekspansi tahun ini dengan menganggarkan investasi belanja modal (capex) sebesar Rp 2,5 triliun untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pakan ternak ke depan.
Presiden Direktur CPIN Tjiu Thomas Effendy mengatakan, industri pakan ternak berpotensi terus tumbuh. Hal itu terlihat dari konsumsi daging ayam per kapita masyarakat Indonesia yang masih rendah dengan angka 13 kilogram per tahun.
Sementara di Malaysia, konsumsi daging ayam sudah jauh lebih besar sekitar 58 kilogram per kapita tiap tahunnya.
Namun, Tjiu menilai kondisi geografis Indonesia lebih menantang bila dibandingkan Malaysia karena terdiri dari kepulauan. Sehingga, konsumsi daging ayam tidak merata di sejumlah wilayah.
(Baca: Perluas Pasar, JAPFA Ekspor Perdana Pakan Ternak ke Timor Leste)
Konsumsi daging ayam ras per kapita/tahun masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2017, konsumsi tercatat sebesar 5,68 kg per kapita/tahun meningkat 573 gram (11,2%) dibanding konsumsi tahun sebelumnya.
Sementara untuk konsumsi daging ayam kampung 782 gram per kapita/tahun naik 156 gram (24,9%) dari tahun sebelumnya sebagaimana yang ditunjukkan databoks berikut.