Japfa Resmikan Pabrik Pakan Rp 600 Miliar di Sumatera Utara
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui anak usahanya, PT Indojaya Agrinusa (Indojaya), meresmikan pabrik pakan ternak di di Kawasan Industri Modern 4, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektare itu dibangun dengan investasi senilai Rp 600 miliar.
Pabrik baru Indojaya merupakan perluasan dari pabrik sebelumnya yang berlokasi di Tanjung Morawa, Deli Serdang. Setelah beroperasi, pabrik ini akan memasok kebutuhan pasokan pakan ternak di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Pekan Baru dan Kepulauan Riau.
Vice President Head of Feed Operation Unit Medan & Padang Indojaya Agrinusa, Anwar Tandiono mengatakan, saat ini kapasitas produksi pabrik sebesar 20 ribu ton per bulan, namun nantinya pabrik memiliki kapasitas produksi maksimal sebesar 40 ribu ton per bulan.
(Baca: Permainan Harga yang Membuat Peternak Ayam Merugi)
Di area yang sama juga sedang dilakukan proses pembangunan pabrik pakan ikan dan udang dengan kapasitas produksi pakan ikan apung sebesar 9.500 ton per bulan, pakan ikan tenggelam sebesar 2 ribu ton per bulan, dan pakan udang sebesar 700 ton per bulan. Pabrik baru Indojaya tersebut bakal menyerap 80% tenaga kerja lokal.
“Perluasan pabrik di area kawasan industri modern ini sejalan dengan keinginan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (9/7).
Perusahaan mengklaim bakal terus memperhatikan kualitas pakan dengan menggunakan bahan baku terpilih yang diolah dengan teknologi terkini, serta melalui proses pengendalian mutu yang ketat dalam proses produksinya. "Kami secara konsisten terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi nutrisi pakan sesuai dengan iklim tropis di Indonesia,” ujarnya.
(Baca: Bangun Gudang Penyimpanan dan Pengering, Japfa Siapkan Capex Rp 3 T)
PT Indojaya Agrinusa merupakan salah satu anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang bergerak dalam bidang agribisnis, dengan memiliki lini kegiatan produksi pakan ternak, pembibitan ayam dan kemitraan budidaya ayam broiler (pedaging), serta budidaya perairan.
Ekspansi Emiten Pakan Ternak
Industri pakan ternak dan perunggasan (poultry) di Indonesia diprediksi tetap tumbuh sejalan dengan kebutuhan konsumsi ayam ke depan. Emiten pakan lainnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), menyatakan akan melanjutkan ekspansi tahun ini dengan menganggarkan investasi belanja modal (capex) sebesar Rp 2,5 triliun untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pakan ternak ke depan.
Presiden Direktur CPIN Tiju Thomas Effendy mengatakan, industri pakan ternak berpotensi terus tumbuh. Hal itu terlihat dari konsumsi daging ayam per kapita masyarakat Indonesia yang masih rendah dengan angka 13 kilogram per tahun. Sementara di Malaysia, konsumsi daging ayam sudah jauh lebih besar sekitar 58 kilogram per kapita tiap tahunnya.
(Baca: Charoen Pokphand Anggarkan Rp 1,25 T Bangun Pabrik Produksi Pakan )
Namun, Tiju menilai kondisi geografis Indonesia lebih menantang bila dibandingkan Malaysia karena terdiri dari kepulauan. Sehingga, konsumsi daginga ayam tidak merata di sejumlah wilayah.
Namun, dia berharap pada pertumbuhan ekonomi di perdesaan terus meningkat, sehingga mampu meningkatkan konsumsi daging ayam per kapitanya. "Kalau di perkotaan sudah maksimal. Kalau di perdesaan itu, jika roda ekonomi tumbuh, maka komnsumsi akan naik," kata Tiju.
Adapun dari belanja modal yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun, 50% di antaranya bakal digunakan untuk ekspansi bisnis berupa penambahan pabrik pakan ternak. Selain ekspansi pabrik, perusahaan meningkatkan lini bisnis budidaya ternak unggas dengan investasi yang dianggarkan Rp 625 miliar.
Dengan adanya penambahan pabrik pakan ternak tersebut, kapasitas produksi perusahaan diperkirakan bertambah dari 5,5 juta ton menjadi 6,5 -7 juta ton pakan ternak per tahun.