PP Presisi Bagikan Dividen Rp 98 Miliar, 30% dari Laba Bersih 2018
PT PP Presisi Tbk. (PPRE) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 97,9 miliar atau 30 persen dari laba bersih tahun lalu. Keputusan pembagian dividen tersebut disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PP Presisi di PP Plaza, Jakarta, Rabu (10/4).
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan setiap pemegang saham akan menerima dividen tunai sejumlah Rp 9,58 per saham. Nilai ini lebih besar 73,6 persen dari dividen yang dibagikan tahun lalu Rp 5,52 per saham. Dividen tersebut bakal dibagikan dalam satu bulan ke depan. "Hal itu sebagai wujud komitmen kami untuk meningkatkan shareholders value," ujarnya usai RUPST.
Selain dibagikan dalam bentuk dividen, senilai Rp 16,3 miliar atau 5 persen dari laba bersih tahun lalu akan dialokasikan oleh cadangan wajib. Sisanya, 65 persen atau senilai Rp 2 12,2 miliar dibukukan sebagai saldo laba ditahan.
(Baca: Incar Dana IPO Rp 2,3 Triliun, Anak Usaha PTPP Akan Jual 35% Saham)
Benny menambahkan, jumlah dividen tunai yang dibagikan tersebut kepada pemegang saham itu bisa meningkat, seiring peningkatan kinerja Perseroan tahun lalu. Laba bersih anak usaha PT PP (Persero) Tbk. ini meningkat 73,4 persen dari Rp 188,3 miliar pada 2017 menjadi Rp 326,4 miliar tahun lalu.
Benny menjelaskan, peningkatan kinerja mereka tahun lalu tidak terlepas dari transformasi yang telah dilakukan oleh PP Presisi sejak 2004, dari perusahaan penyewaan alat berat menjadi perusahaan konstruksi terintegrasi.
Tahun lalu, tercatat pendapatan bersih perusahaan mampu tumbuh dari Rp 1,81 triliun pada 2017, menjadi Rp 3,05 triliun. Meski beban pokok mereka juga naik dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 2,30 triliun, perolehan laba kotornya masih tumbuh dari Rp 445,8 miliar menjadi Rp 743,3 miliar.
Aset perusahaan tercatat naik dari Rp 5,12 triliun di 2017, menjadi Rp 6,25 triliun di 2018. Hal itu dikontribusi dari jumlah aset lancar mereka yang naik dari Rp 2,66 triliun menjadi Rp 3,11 triliun tahun lalu. Jumlah aset tidak lancar juga meningkat dari Rp 2,46 triliun menjadi Rp 3,13 triliun.