Efek Rating Fitch: IHSG Diramal 6.700 dan Rupiah Lebih Stabil di 2018
Beberapa analis melihat potensi penguatan di pasar modal tahun depan. Penyokongnya, arus masuk investasi asing seiring kenaikan peringkat utang jangka pajang Indonesia oleh Fitch Ratings. Alhasil, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berpeluang lebih stabil.
Tim analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan kenaikan peringkat berarti penurunan profil risiko. Dengan penurunan profil risiko, tim meyakini sentimen terhadap pasar modal domestik bakal semakin positif. (Baca juga: Gubernur BI: Peringkat Utang BBB dari Fitch Tertinggi Sejak 1995)
“Ada peluang investasi asing yang selama ini keluar dari pasar bakal kembali masuk,” demikian tertulis dalam laporan tim analis Mirae yang diterima Katadata, Jumat (22/12). (Baca juga: Belum Puas Peringkat Utang RI dari Fitch, Sri Mulyani: Masih Bisa AAA)
Adapun di pasar saham, mengacu pada data RTI, investor asing mencatatkan penjualan bersih (nett sell) sebesar US$ 40,25 triliun sepanjang tahun ini. Meski begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terus mencetak rekor tertinggi. Sebelumnya, Analis dari Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan rekor demi rekor tersebut disokong aksi beli saham oleh investor domestik.
Ditambah sokongan investasi asing, Tim analis Mirae memprediksi IHSG bisa menembus level 6.795 pada tahun depan. Adapun aliran masuk investasi asing segera terjadi usai Fitch Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia, Kamis (21/22).
Ketika itu, investor asing tercatat membukukan pembelian bersih (nett buy) Rp 433,7 miliar dan indeks mencetak rekor di level 6.183 atau naik 1,21% dibandingkan hari sebelumnya. Rekor tersebut terpecahkan pada perdagangan Jumat (22/12), setelah ditutup naik 0,6% ke level 6.221. Namun, investor asing kembali membukukan nett sell.
Ke depan, investasi asing langsung (foreign direct investment) dan investasi domestik langsung (domestic direct investment) juga diprediksi akan membaik. Dengan perkembangan tersebut, Tim analis Mirae mengatakan nilai tukar rupiah semestinya menguat. Adapun sejak Oktober lalu, rupiah melemah ke kisaran 13.500 per dolar AS.
Adapun untuk jangka pendek, Ekonom DBS Gundy Cahyadi mengatakan, ada kemungkinan reaksi pasar terhadap kenaikan peringkat utang agak teredam karena pengaruh perdagangan akhir tahun. Namun, ia mengindikasikan sentimen terhadap perekonomian domestik membaik.