IHSG Tertekan, IPO Empat Anak Usaha BUMN Bisa Jadi Pendongkrak
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Aksi ambil untung (profit taking) dan minimnya sentimen positif menyebabkan banyak investor terutama asing melakukan aksi jual. Rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) empat anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan menjadi katalisator laju IHSG.
Seperti diketahui, laju IHSG terus bergerak liar. Sempat menyentuh level tertinggi pada 25 Agustus 2017 di level 5.915, pergerakan indeks saham Indonesia ini terus mengalami penurunan. Tercatat laju IHSG jatuh ke level 5.903 pada 28 Agustus 2017 dan terus mengalami penurunan. Kejatuhannya pun semakin dalam pada 4 September 2017 yang berada di level 5.813. Selanjutnya, pergerakan IHSG cenderung fluktuatif dan dibuka di level 5.832 pada hari ini, 8 September 2017.
(Baca: Aksi Ambil Untung Buat Banyak Dana Asing Keluar dari Bursa Saham)
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya menjelaskan, rencana 4 anak usaha BUMN untuk melakukan IPO diharapkan menjadi katalisator laju IHSG sampai akhir tahun ini. Alasannya, perusahaan yang kerap terkait dengan BUMN memang menjadi salah satu incaran dari investor.
"Dengan adanya momentum tersebut, diharapkan semakin menumbuhkan minat investor terhadap pasar modal. Diharapkan dengan IPO akan banyak investor yang berminat." ujar William kepada Katadata, Jakarta, Jumat (8/9).
Adapun, keempat anak usaha BUMN tersebut yakni PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT Jasa Armada Indonesia, PT PP Presisi, serta PT Wijaya Karya Gedung. Meskipun demikian, William mengatakan, dirinya tidak bisa 'menjagookan' salah satu anak usaha yang bakal paling diminati investor. Alasannya, minat tersebut tentu tergantung dari kinerja masing-masing perusahaan.
"Contohnya, PT Waskita Karya kan bagus, sahamnya naik. Tetapi saat mengeluarkan Waskita Beton, harga sahamnya malah turun," ujarnya. (Baca: Empat Anak Usaha BUMN Ditargetkan Raup Rp 11 T dari IPO Tahun Ini)
Akan tetapi, William tetap menyambut baik adanya rencana tersebut. Selain diharapkan dapat menjadi stimulus laju IHSG, adanya IPO 4 anak usaha BUMN pun dapat menjadi langkah untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan tersebut karena harus mempertanggungjawabkannya ke publik.
William pun menekankan agar perusahaan yang melakukan IPO tidak semata-mata mencari pendanaan untuk melunasi utangnya. Pelunasan utang tersebut dianggap baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Tetapi, untuk mempertahankan sentimen investor, perusahaan yang IPO harus bisa membuktikan bahwa bisnisnya mengalami pertumbuhan.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, rencana IPO empat anak usaha BUMN ini masih merupakan rencana awal dan belum terlihat perkembangannya secara signifikan. Alhasil, para investor pun masih belum bisa menilai dan memiliki gambaran anak usaha mana yang akan menarik perhatian mereka, yang bisa dilihat sejauh ini adalah dari sisi nama anak usaha BUMN tersebut.
(Baca: Dorong IPO, Jokowi Targetkan Dana Masuk ke Bursa Saham Naik 100%)
Dia menganggap, IPO empat anak usaha BUMN ini akan mempengaruhi laju IHSG. Namun, seberapa jauh pengaruhnya akan ditentukan oleh besaran kapitalisasi pasar dari masing-masing anak usaha BUMN tersebut. Dirinya mencontohkan, jika kapitalisasi pasar keempat anak usaha BUMN ini bisa mendekati saham-saham teratas seperti Telkom, Bank BCA, Unilever, dan Bank BRI, kontribusinya baru akan sangat signifikan.
"Tapi tetap ada kontribusi, hanya tidak akan terlalu besar lah," ujar Reza.