Bursa Asia Tumbang, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Jelang Libur Lebaran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu (21/6) ini. Indeks naik 0,46 persen ke level 5.818. Kenaikan terjadi di saat mayoritas indeks utama di bursa Asia tumbang.
Mengacu pada data Bloomberg, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,57 persen, sedangkan indeks Nikkei 225 dan Topix di Jepang turun masing-masing 0,45 persen dan 0,35 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan juga turun 0,49 persen. Sementara itu, indeks CSI 300 di Tiongkok berhasil melambung 1,17 persen.
Sepanjang dua pekan ini, IHSG telah dua kali mencetak rekor tertinggi. Sebelumnya, IHSG mencetak rekor pada Rabu (14/6) lalu ke level 5.792. Adapun, penguatan lebih lanjut IHSG pada perdagangan Rabu (21/6) ini telah diprediksi sejumlah analis, di antaranya Analis First Asia Capital, David N. Setyanto.
“IHSG diperkirakan bergerak bervariasi namun berpeluang menguat terbatas, ditutup di level tertinggi baru,” kata dia, Rabu (20/6) pagi. (Baca juga: Antisipasi Risiko Libur Panjang Bursa, Investor Disarankan Beli Saham)
Menurut dia, pemodal akan digerakkan oleh sentimen positif dari kawasan Asia menyambut masuknya saham Tiongkok dalam daftar MSCI dan peluang penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, faktor penekan pasar yaitu sentimen harga komoditas yang bearish (cenderung turun) menyusul anjloknya harga minyak mentah.
Sebanyak tujuh dari sepuluh indeks sektoral mengalami kenaikan pada Rabu ini. Kenaikan tertinggi terjadi pada indeks sektor infrastruktur sebesar 1,03 persen, diikuti finansial 1 persen, dan perdagangan 0,4 persen. Di sisi lain, penurunan terjadi pada indeks pertambangan sebesar 0,95 persen, aneka industri 0,58 persen, dan industri dasar 0,16 persen.
Meski indeks mencetak rekor, namun data RTI menunjukkan investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 967,79 miliar di pasar reguler. Adapun di keseluruhan pasar, investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 194,66 miliar.
Di hari terakhir perdagangan bursa saham, Kamis (22/6) esok, Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menyebut IHSG masih berpotensi menguat. Prediksinya, indeks bakal bergerak di rentang 5.689-5.823.
Menurut dia, pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas dan investasi di Indonesia yang menarik. “Momentum koreksi sehat masih dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian untuk investasi jangka panjang, mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend,” kata dia.