IHSG Berpotensi Tertekan Lonjakan Kasus Corona, Ini Pantauan Sahamnya
Indeks harga saham gabungan diprediksi kembali turun pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/6), menyusul perdagangan akhir pekan lalu yang anjlok 1,01% ke level 6.007. Tekanan terhadap IHSG berasal dari lonjakan Kasus Covid-19 di dalam negeri.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper menilai IHSG akan bergerak turun dengan area resistance di level 6.133 dan 6.070. Sedangkan area support di level 5.944 dan 5.881.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Biasanya, setelah saham menyentuh level ini, akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
"Pergerakan akan masih akan dipengaruhi kenaikan kasus covid-19 dari dalam negeri serta adanya potensi pembatasan yang lebih ketat sehingga diperkirakan pemulihan ekonomi akan kembali melambat," kata Dennies dalam riset tertulisnya, Senin (21/6).
Pemerintah mencatat kasus Covid-19 bertambah 13.737 pada Minggu (20/6) sehingga total konfirmasi mencapai 1.989.909. DKI Jakarta kembali mencetak rekor baru kasus harian sebanyak 5.582 kasus, menjadi penyumbang terbesar kasus nasional.
Meski demikian, menurut dia, beberapa saham dapat menjadi perhatian para pelaku pasar saham, di antaranya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya ]mengatakan, perkembangan pergerakan IHSG masih akan berada dalam tekanan. Secara umum, menurut dia, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi jangka panjang karena minimnya sentimen yang dapat memicu kenaikan. Indeks hari ini akan bergerak pada rentang level antara 5.924 dan 6.123.
Aliran dana masuk (capital inflow) juga belum terlihat akan bertumbuh signifikan ditambah dengan kondisi masih melambatnya perputaran roda perekonomian. "Hal ini cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG secara signifikan," kata William.
Namun, ada beberapa saham yang menurut William bisa dipertimbangkan oleh investor pasar saham, di antaranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).