Hari Ketiga Masuk Bursa, Harga Saham Bukalapak Anjlok Hampir 7%
Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terjun bebas pada hari ketiga perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/8). Pagi ini, saham Bukalapak anjlok 6,76% menjadi di harga Rp 1.035 dari level penutupan kemarin Rp 1.110.
Berdasarkan data RTI Infokom, saham Bukalapak sebenarnya sempat dibuka naik 4,5% menjadi Rp 1.160, dari hari sebelumnya. Namun kenaikan tidak bertahan lama, hingga pukul 09.35 WIB akhirnya menyentuh level auto rejection bawah.
Tercatat total volume saham Bukalapak yang ditransaksikan hingga pukul 09.35 WIB mencapai 885,74 juta unit saham. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak kedua sejauh ini, kalah dari PT BPD Banten Tbk (BEKS) sebanyak 1 miliar unit.
Nilai transaksi pada saham Bukalapak sejauh ini mencapai Rp 934,71 miliar. Nilai transaksi tersebut menjadi yang terbanyak di pasar modal hari ini, mengalahkan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) di posisi kedua yang nilai transaksinya hanya Rp 187,6 miliar.
Hingga berita ini ditulis, jumlah frekuensi perdagangan saham Bukalapak mencapai 56.716 kali. Aktivitas tersebut menjadi yang terbanyak di Bursa, mengalahkan BPD Banten di posisi kedua yang hanya 18.872 kali transaksi.
Saham Bukalapak tercatat dijual oleh investor asing dengan nilai jual bersih mencapai Rp 152,96 miliar melalui pasar reguler. Nilai jual bersih tersebut, menjadi yang terbanyak dibandingkan emiten lain. Pada posisi kedua, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dijual asing senilai Rp 7,7 miliar.
Seperti diketahui, penurunan harga saham Bukalapak sebenarnya sudah mulai terjadi sejak Senin (9/8). Saham Bukalapak hari itu, sempat menguat 25% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 1.325.
Sayangnya, pergerakan sahamnya mulai melandai memasuki sesi kedua dan ditutup di level Rp 1.110, menguat tipis 4,75% dari perdagangan sebelumnya.
SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, investor mengambil untung pada saham Bukalapak setelah terjadi kenaikan sejak penawaran umum perdana. Bukalapak melantai dengan harga awal Rp 850 pada Jumat (6/8), hingga kemudian ditutup naik 24,71% ke level Rp 1.060.
"Profit taking (ambil untung) sektor teknologi karena keuntungannya sudah sangat signifikan dari saham BUKA," kata Janson kepada Katadata.co.id, Senin (9/8).
Janson mengatakan, harga saham Bukalapak yang mulai turun dibandingkan awal perdagangan hari ini, membuka peluang bagi para pelaku pasar saham untuk membeli di saat harganya melemah atau buy on weakness.
Bukalapak memang masih membukukan laba sebelum pajak (EBITDA) yang negatif. Namun, kerugian perusahaan diproyeksi akan menyusut dalam empat tahun terakhir. Terlebih, Bukalapak didukung oleh ekosistem yang inklusif.
"Size (ukuran) pasar e-commerce Indonesia sangat besar. Justru kesempatan beli saat melemah untuk saham berbasis teknologi," kata Janson.
Janson pun merekomendasikan saham Bukalapak untuk dilakukan akumulasi beli. Pasalnya, target harga saham Bukalapak bisa mencapai Rp 1.500 per saham.