Saham-saham Syariah Lesu, Indeks JII Turun 16% Sejak Awal Tahun
Kumpulan saham syariah, Jakarta Islamic Index (JII) turun 15,9% sepanjang 2021 dan berada di kisaran 530,19 pada perdagangan Jumat (20/8). Pelemahan tersebut terjadi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru masih mencatatkan kenaikan tipis 0,22%.
Dari 30 daftar saham anggota JII, saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Unilever Indonesia (UNVR) menjadi emiten yang tergabung dalam indeks paling lama atau sejak sepuluh tahun terakhir. Kedua saham ini juga masuk dalam daftar saham berkapitalisasi pasar terbesar di Indonesia berdasarkan data statistik BEI per Jumat (20/8).
Berdasarkan penelusuran Katadata.co.id, tren penurunan harga saham syariah yang terjadi pada anggota JII berkapitalisasi besar menjadi salah satu faktor penekan indeks sepanjang 2021. Salah satunya saham UNVR yang turun lebih dari 40% sepanjang 2021, disusul UNTR yang turun 28,5%, KLBF 13,5%, BRIS sekitar 3,56%, serta BRPT turun 2,72%.
Dilansir dari RTI, berikut 10 daftar anggota indeks JII periode Agustus 2021 – November 2021 berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar per Kamis (19/8):
No. | Nama Saham | Kode | Kapitalisasi Pasar |
1. | PT Telekomunikasi Indonesia | TLKM | Rp 336,81 triliun |
2. | Chandra Asri Petrochemical | TPIA | Rp 160,06 triliun |
3. | Unilever Indonesia | UNVR | Rp 156,03 triliun |
4. | Charoen Pokphand Indonesia | CPIN | Rp 107 triliun |
5. | Barito Pacific | BRPT | Rp 100,31 triliun |
6. | Bank Syariah Indonesia | BRIS | Rp 90,07 triliun |
7. | United Tractors | UNTR | Rp 71,34 triliun |
8. | Merdeka Copper Gold | MDKA | Rp 60,01 triliun |
9. | Kalbe Farma | KLBF | Rp 60 triliun |
10. | Aneka Tambang | ANTM | Rp 54,55 triliun |
1. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Emiten TLKM terpantau menempati posisi pertama sebagai anggota JII dengan kapitalisasi pasar terbesar yakni Rp 336,81 triliun per Kamis (19/8). Sepanjang 2021, harga saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini naik 2,72%.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2021, TLKM mencatatkan penurunan pendapatan 0,7% menjadi Rp 33,95 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun begitu, emiten telekomunikasi tersebut mampu membukukan laba tumbuh 2,6% menjadi Rp 6,01 triliun.
2. Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
Harga saham TPIA mengalami penurunan 1,1% sepanjang 2021. Pada perdagangan sesi pertama Jumat (20/8), saham syariah emiten sektor barang baku material ini mencatatkan kenaikan 0,28% dari harga penutupan kemarin ke level Rp 8.975 per saham.
Adapun kinerja perusahaan periode Januari-Juni 2021 cenderung masih positif, di mana TPIA berhasil membukukan pendapatan naik 50% menjadi US$ 1,26 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Alhasil, perusahaan berhasil membukukan laba US$ 164,38 juta, berbanding terbalik dengan capaian periode tahun lalu yang rugi US$ 40,12 juta.
3. Unilever Indonesia (UNVR)
Saham UNVR menjadi anggota JII yang mencatatkan penurunan paling dalam sepanjang 2021, yakni 44,35%. Begitu juga pada perdagangan sesi pertama Jumat (20/8) di mana harga saham terkoreksi 0,49% ke level Rp 4.090 per saham.
Dilihat dari laporan keuangan UNVR periode Januari-Juni 2021, perusahaan melaporkan penuruan penjualan dan laba. Untuk penjualan tercatat turun 7,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 20,18 triliun.
Penurunan pendapatan UNVR dipicu lesunya penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, serta penjualan makanan. Alhasil laba UNVR per Juni 2021 tercatat merosot 15,85% year on year (yoy) menjadi Rp 3,05 triliun.
4. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
Pergerakan harga saham CPIN sepanjang 2021 tercatat naik tipis yakni 0,38% ke level Rp 6.500 per saham pada Kamis (20/8). Sepanjang kuartal I-2021 emiten ini berhasil membukukan kenaikan pendapatan 23,79% menjadi Rp 12,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 10,02 triliun.
Selain itu, CPIN juga membagikan dividen untuk laba tahun buku 2020 sebanyak Rp 1,8 triliun, dengan dividen setara Rp 112 per saham.
5. Barito Pacific Tbk (BRPT)
Saham BRPT masuk ke dalam daftar anggota JII dengan kapitalisasi pasar Rp 100,31 triliun. Harga saham emiten industri barang baku material ini terkoreksi 2,27% sepanjang 2021 dan berada di level Rp 1.080 per saham pada penutupan perdagangan Kamis (19/8).
Berdasarkan laporan keuangan, BRPT berhasil membukukan laba naik 41% sepanjang periode Januari-Juni 2021 menjadi US$ 1,56 miliar. Hal itu didukung lonjakan pendapatan bisnis petrokimia hingga 50,4% yoy menjadi US$ 1,26 miliar. Sedangkan pendapatan bisnis energi turun 0,2% yoy menjadi US$ 262,2 juta.
JII merupakan salah satu indeks saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di mana, sampai saat ini ada tiga indeks bernuansa syariah yang ada di bursa Tanah Air, di antaranya JII, Indeks Saham Syariah (ISSI), serta Jakarta Islamic Index (JII 70).
JII diluncurkan pertama kali pada 3 Juli 2020. Indeks saham ini merupakan saham syariah pertama kali yang diperdagangkan di pasar modal. BEI mencatat konstituen yang terdaftar dalam JII terdiri dari 30 saham syariah dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar.
Pada periode Agustus hingga November 2021, terdaftar tiga saham baru yang masuk ke dalam JII. Saham-saham tersebut adalah Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), serta Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Ketiganya menggantikan saham Bank BTPN Syariah (BTPS), Kimia Farma Tbk (KAEF), dan Surya Citra Media (SCMA).
Saham syariah merupakan saham-saham yang memenuhi syarat tertentu, seperti tidak melakukan kegiatan perjudian, bank berbasis bunga, dan asuransi konvensional. Demikian juga perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa, tidak menjual barang/jasa yang haram zatnya, dan sebagainya.
Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)