RMK Energy Masuk Bursa Hari Ini, Harga Sahamnya Langsung Turun
Perusahaan jasa logistik batu bara PT RMK Energy Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/12). Namun, debut emiten baru ini tak berjalan mulus seiring dengan penurunan harga sahamnya.
RMK Energy mematok harga IPO sahamnya Rp 206. Saat awal perdagangan, harganya sempat naik. Tapi, sesaat kemudian masuk zona merah dan merosot hingga 5,83% atau 12 poin ke level Rp 194 pada pukul 10.50 WIB.
Emiten sektor energi berkode RMKE ini melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas 875 juta saham ke publik, tercatat 20% dari total saham perseroan. Alhasil RMK Energy mengantongi dana sebesar Rp 180 miliar.
"Dana hasil IPO akan dialokasikan untuk membayar utang sebanyak 65,39% dari total dana segar atau Rp 117 miliar. Sementara itu, sebanyak Rp 62 miliar akan digunakan untuk modal kerja," demikian tertulis dalam prospektus perusahaan.
Secara rinci, sebanyak Rp 67 miliar untuk melunasi peningkatan kapasitas produksi perseroan. Senilai Rp 50 miliar akan digunakan untuk pelunasan pokok utang kepada PT Bintang Timur Kapital.
Berdasarkan data RTI Infokom, harga RMKE sempat menghijau saat pembukaan dan menyentuh level 210. Namun, beberapa menit kemudian, harga RMKE telah menyentuh titik terendahnya di level 193 per saham.
Pada satu jam pertama perdagangan, investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 889 juta di pasar regular. Adapun, total saham yang telah dijual investor asing mencapai 2,2 juta saham atau mencapai 25,65% dari total saham RMKE yang diperdagangkan.
RMKE menjadi emiten ke 48 yang tercatat di papan bursa tahun ini. Sejak pendirian Bursa Efek Indonesia (BEI), RMKE menjadi emiten ke-760 yang tercatat di bursa Tanah Air.
Berdasarkan profil perusahaan, RMK Energy bergerak di bidang pelayanan jasa logistik dan perdagangan batubara. Hal ini meliputi bongkar muat di stasiun kereta api, pengangkutan ke pelabuhan, serta pemuatan ke tongkang dan usaha perdagangan batubara di Sumatera Selatan. Saat ini, pelabuhan milik perseroan merupakan satu-satunya terminal khusus batubara swasta di seluruh Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api.
Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki deposit batubara terbesar di seluruh Indonesia. Akan tetapi, jarak hauling yang jauh (rata-rata diatas 100 km) menjadi tantangan terbesar dari wilayah ini. Selain itu, minimnya infrastruktur untuk pengangkutan batubara dengan biaya ekonomis juga menjadi tantangan berikutnya.
Perseroan memanfaatkan peluang ini dengan menempatkan lokasi Pelabuhan strategisnya dekat dengan Stasiun pembongkaran kereta api batubara, yaitu Stasiun Simpang.
Berdasarkan laporan keuanganRMKE, pendapatan bersih tercatat naik 44,91% secara tahunan pada paruh pertama 2021 menjadi Rp 413 miliar dari Rp 285 miliar. Adapun, laba kotor naik 25,77% menjadi Rp 77 miliar.
Namun demikian, beban keuangan perseroan naik 235,7% dari Rp 3 miliar pada Januari-Juni 2020 menjadi Rp 12 miliar. Alhasil, laba bersih RMKE tercatat susut 27,48% menjadi Rp 39 miliar.