GoTo Gunakan Dana Hasil IPO Rp 4,49 Triliun, Terbesar ke Tokopedia
Emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), telah merealisasikan penggunaan dana hasil perolehan penawaran umum perdana saham senilai Rp 4,49 triliun sampai dengan Juni 2022.
Merujuk pada laporan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen GOTO, rinciannya, penggunaan dana tersebut disalurkan senilai Rp 2 triliun untuk penyertaan pada PT Tokopedia, modal kerja perusahaan Rp 1,735 triliun dan sisanya penyertaan pada PT Dompet Anak Bangsa senilai Rp 762,63 miliar.
Dengan realisasi penggunaan dana itu, GOTO kini masih memiliki dana hasil IPO senilai Rp 9,07 triliun dari total penawaran umum senilai Rp 13,73 triliun.
Adapun, dana IPO itu saat ini belum disalurkan kepada PT Multifinance Anak Bangsa, Velox Digital Singapore Pte. Ltd. dan penyertaan kepada Viet Technology Trading Join Stick Company.
Bila merujuk pada rencana awal perusahaan, sedianya dana IPO itu akan dialokasikan untuk modal kerja senilai Rp 4,072 triliun, penyertaan kepada Tokopedia Rp 4,072 triliun. Lalu, penyertaan kepada Dompet Anak Bangsa Rp 3,39 triliun.
Sisanya, penyertaan kepada Multifinance Anak Bangsa, Velox Digital dan Viect Technology masing-masing senilai Rp 678,72 miliar.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, mengacu pada laporan keuangan GOTO yang belum diaudit, perusahaan tercatat membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 6,47 triliun. Kerugian itu meningkat sebesar 72% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,81 triliun.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,49 triliun, naik 65,48% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 904,83 miliar.
Angka ini diperoleh dari pendapatan bruto perusahaan senilai Rp 5,23 triliun setelah dikurangi biaya promosi kepada pelanggan senilai Rp 3,73 triliun pada kuartal pertama tahun ini.
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan, perusahaan merger Gojek dan Tokopedia ini juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi Rp 1,21 triliun dari tahun sebelumnya Rp 693,14 miliar.
Beban penjualan dan pemasaran tercatat naik menjadi Rp 3,30 triliun dari tahun sebelumnya Rp 431,49 miliar. Sedangkan, beban umum dan administrasi naik dari Rp 697,33 miliar menjadi Rp 2,58 triliun.