Menthobi Karyatama Resmi Melantai di Bursa, Simak Rencana Bisnisnya
Perusahaan investasi di bidang komoditas, PT Menthobi Karyatama Raya (MKTR) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/11). Saat debut perdananya, harga saham Menthobi Karyatama Raya naik 13,33% ke level Rp 134 dari harga penawaran umum MKTR sebesar Rp 120 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat juta dengan nilai transaksinya Rp 378,24 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 19.959 kali. Perseroan melepas 2,5 miliar saham atau setara 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan, dengan harga penawaran awal Rp 120 per saham. Melalui penawaran saham perdana ini, perusahaan memperoleh dana IPO senilai Rp 300 miliar.
Direktur Utama MKTR Harry M. Nadir mengatakan, IPO menjadi momen penting bagi MKTR dalam upaya mempercepat pengembangan bisnis dan investasi perusahaan. Sebagai perusahaan publik, MKTR kini memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar untuk bertumbuh.
Selain itu, langkah IPO dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai perusahaan investasi di bidang agrobisnis dengan tata kelola yang berorientasi pada prinsip berkelanjutan, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham. "Kami telah menyiapkan strategi yang matang dan terintegrasi baik jangka pendek, menengah dan panjang," katanya, Selasa (8/11).
Sementara itu, Vice President Investment Banking PT Danatama Makmur Sekuritas, Denny Saliman, mewakili penjamin pelaksana emisi efek, IPO ini merupakan keputusan strategis yang dilakukan MKTR dalam melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis. Terlebih, kondisi industri di sektor ini tengah positif, di mana permintaan komoditas CPO di dalam negeri dan global terus meningkat.
Menurut Denny, ada beberapa faktor yang membuat antusiasme investor terhadap saham MKTR cukup tinggi pada masa IPO. Pertama, secara kinerja dan rekam jejak perusahaan yang sangat solid.. Kedua, positioning MKTR di bidang komoditas yang memang menjadi sektor unggulan mengingat Indonesia merupakan salah satu penghasil sawit terbesar dunia.
Ketiga, dilihat dari rencana bisnis MKTR yang sangat baik, sehingga potensi pertumbuhan usaha di masa mendatang sangat terbuka. “Beberapa faktor itu di antaranya yang membuat MKTR menjadi buruan investor sehingga pada penawaran umum saham kemarin MKTR mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribed sebanyak 31 kali,” ujar Denny.
Melalui IPO ini, perusahaan akan menggunakan sekitar 6,67% untuk anak usahanya PT Mentobi Hijau Lestari (MHL), 1,67% untuk PT Mentobi Agro Raya (MAR), 1,67% untuk Menthobi Transititian Raya (MTR), dan 85% untuk PT Menthobi Makmur Lestari. Sisanya, 3,33% untuk modal kerja, 4,99% untuk modal kerja perseroan, dan 11,67% untuk pelunasan sebagian utang bank.
Bersamaan dengan IPO, perusahaan juga menawarkan waran seri I sebesar 2,5 miliar lembar, atau setara 26,32% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I akan bernilai Rp 10 per saham.