Saham Batu Bara Bergerak Anomali di Tengah Lesunya Harga, Ada Apa?
Harga mayoritas saham emiten batu bara terpantau mampu menguat pada perdagangan Senin (13/2). Kenaikan itu anomali di tengah harga batu bara acuan dunia yang trennya sedang melemah.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnuatama kepada Katadata, Senin (13/2) mengatakan, emiten batu bara saat ini berfokus dengan ekspansi ke bidang lain seperti energi baru terbarukan (EBT) dan tambang mineral. Hal itu bisa membuat saham batu bara bisa bertahan di tengah lesunya harga batu bara dunia.
Kenaikan juga terkait potensi pembagian dividen yang tinggi dan hal ini menjadi katalis positif bagi emiten-emiten batu bara.
Kenaikan itu tercermin dari data BEI. Bahkan ada tiga saham batu bara yang harganya menguat lebih dari 3% pada perdagangan awal pekan ini. Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) memimpin penguatan tertinggi dengan melonjak 4,32% ke level Rp 290 per saham.
Disusul saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 3,15% ke level 35.225 per saham. Kemudian PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 3,09% ke level 1.500 per saham.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan % |
Delta Dunia Makmur | DOID | 290 | 4,32 |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 35225 | 3,15 |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1500 | 3,09 |
Adaro Energy | ADRO | 2780 | 1,46 |
Indika Energy | INDY | 224 | 1,36 |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3910 | 0,51 |
Atlas Resources | ARII | 246 | 0,82 |
Bayan Resources | BYAN | 18900 | 0,27 |
Bumi Resources | BUMI | 137 | 0 |
Bukit Asam | PTBA | 3370 | 0 |
Golden Eagle Energy | SMMT | 620 | 0 |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 6200 | 0 |
MNC Energy Investment | IATA | 96 | Minus 1,03 |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 80 | Minus 5,88 |
Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) bulan Februari 2023 sebesar US$ 277,05 per ton. Angka tersebut turun US$ 28,16 per ton dari yang sebelumnya di bulan Januari sebesar US$ 305,21 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi menjelaskan turunnya HBA ini dipengaruhi oleh mulai menghangatnya cuaca di benua Eropa.
"Penurunan harga batu bara ini dikarenakan menurunnya permintaan batu bara dari Eropa yang disebabkan cuaca di Eropa sudah mulai menghangat," kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (13/2).
Selain itu, kondisi pasokan gas Eropa turut ambil bagian dalam menentukan fluktuasi besaran HBA.
"Adanya pelemahan harga gas alam juga ikut berdampak pada harga batubara ke angka USD277,05, sehingga semua index yang mempengaruhi HBA turun," ucapnya.