Wall Street Naik Tajam di Tengah Penantian Data Inflasi
Terjadi aksi pembelian saham yang murah di bursa Wall Street awal pekan, yang mengangkat tinggi semua indeks utamnya. Alhasil Wall Street ditutup naik tajam pada akhir perdagangan Senin (13/2) atau Selasa pagi WIB.
Kenaikan terutamanya didorong oleh saham-saham teknologi di tengah penantian pelaku pasar atas data inflasi yang kemungkinan mengisyaratkan jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve di masa depan.
Ketiga indeks utamanya pun berhasil melewati sepekan yang suram pekan lalu dimana Dow Jones naik ke tertinggi sebulan, Nasdaq dan S&P500 naik ke tertinggi sepekan.
Dow Jones melonjak 1,1% menjadi 34.245,93, Nasdaq melonjak 1,5% menjadi 11.891,79 dan S&P 500 melonjak 1,1% menjadi 4.137,29.
Aksi bargain hunting atau memburu saham murah di Wall Street terjadi setelah pekan lalu anjlok cukup signifikan karena kekhawatiran tentang prospek suku bunga The Fed.
Indeks-indeks utama Wall Street melemah pekan lalu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga mungkin perlu bergerak lebih tinggi dari yang diperkirakan dalam pertempuran bank sentral melawan inflasi.
Saat ini pelaku pasar berfokus pada data inflasi Januari yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat untuk menilai kembali taruhan mereka pada jalur kebijakan moneter bank sentral.
Pada perdagangan awal pekan ini, 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau. Di mana sektor teknologi dan konsumer non-primer masing-masing naik 1,77% dan 1,46%, melampaui yang lainnya. Sementara itu sektor energi tergelincir 0,6%, satu-satunya kelompok yang menurun.
Mengutip Reuters, saham-saham raksasa teknologi besar seperti Microsoft, Apple, Amazon, Meta Platforms dan Netflix semuanya ditutup lebih tinggi.
Meta melonjak sekitar 3,0% setelah Financial Times melaporkan pada Minggu (12/2) bahwa perusahaan sedang bersiap untuk mengumumkan putaran baru PHK, menambah PHK November lalu.
Microsoft naik lebih dari 3,0%, Nvidia naik 2,5%, serta Apple dan Amazon masing-masing juga naik lebih dari 1,0%.
Menurut data Refinitiv, 69% dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartalan sejauh ini telah melampaui ekspektasi laba. Para analis memperkirakan laba kuartal Desember turun hampir 3,0% dari tahun sebelumnya.