Rekomendasi Saham PTBA Diturunkan, Apa Penyebabnya?
Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi hold dengan target harga Rp 3.175 per saham. Sebab perseroan mencatatkan penurunan laba hingga 48,4% menjadi Rp 1,18 triliun pada kuartal I 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, tercatat laba tahun berjalan Rp 2,30 triliun.
Meskipun volume penjualan batubara meningkat menjadi 8,8 juta ton dalam kuartal pertama 2023, terdapat penurunan average selling price (ASP) sebesar Rp 1,1 juta per ton yang didorong oleh normalisasi harga batubara global. Pendapatan kuartalan PTBA menjadi Rp 9,95 triliun.
“Marjin kuartal pertama 2023 secara kasar terpukul oleh kenaikan biaya tunai menjadi Rp 948 ribu per ton di atas perkiraan kami, karena kenaikan biaya jasa pertambangan, biaya layanan kereta api batu bara, dan biaya royalti,” ujar Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya Senin (8/5).
Mirae Asset Sekuritas mengharapkan PTBA untuk mematuhi strategi bauran penjualan awal rasio domestik terhadap ekspor 9:1, yang dapat memanfaatkan skema royalti BLU/MIP.
Jika diterapkan, skema ini diharapkan dapat menghapuskan sepenuhnya skema domestic market obligation (DMO), sehingga PTBA berpotensi mendapatkan keuntungan dari kemungkinan harga jual yang lebih tinggi.
“Namun demikian, kami mengakui adanya potensi hasil dividen dengan asumsi rasio pembayaran 80%, yang dapat mengurangi tekanan seputar saham dalam jangka pendek,” tulisnya dalam riset.
Dalam sesi kedua perdagangan hari ini, saham PTBA hingga pukul 13.35 WIB terpantau naik 3,87% atau 130 poin ke level Rp 3.490 per saham. Volume perdagangan mencapai 29,7 juta, dengan nilai transaksi 102,8 miliar. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 40,2 triliun.