Dirut BEI: Transaksi IHSG Lesu Karena Tertekan Isu Resesi Global
Bursa Efek Indonesia membeberkan penyebab lesunya nilai transaksi di pasar modal Tanah Air. Tercatat, rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami penurunan 10% sejak awal tahun hingga Mei 2023.
Secara rinci, BEI mencatatkan transaksi Rp 3,7 triliun dari institusi asing, Rp 2,9 triliun dari institusi domestik, dan Rp 3,9 triliun dari transaksi ritel. Secara akumulasi, jumlah transaksi mencapai Rp 10,5 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, tercatat rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 15,9 triliun.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan penurunan rata-rata nilai transaksi yang terjadi pada Januari hingga Mei 2023 sebagian besar terdampak dari global. Ia mengatakan, penurunan juga dirasakan oleh bursa negara lainnya.
“Januari-Mei ini memang menurun tapi itu dampaknya dari global, fundamental Indonesia tidak banyak yang berubah. GDP kita tidak berubah, tapi potensi resesi di luar negeri yang menjadi isu, ini bukan bursa kita tapi bursa lain juga merasakan hal yang sama. Ini dampaknya lebih ke eksternal,” ujar Iman Rachman kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/7).
Sebagaimana diketahui, Eropa saat ini secara teknis telah memasuki resesi pada kuartal pertama 2023 setelah Eurostat mengumumkan ekonomi Benua Biru terkontraksi 0,1% dalam dua triwulan beruntun.
Di sisi lain, BEI juga mencatat pertumbuhan investor Tanah Air mencapai 7% pada kuartal pertama 2023 atau sekitar 11,96 juta. Namun, jika dibandingkan dengan pertumbuhan investor pada tahun lalu masih jauh tertinggal. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sepanjang 2022 jumlah investor Indonesia bertumbuh 38%.
Untuk mendorong peningkatan transaksi, Iman Rachman menjelaskan bahwa BEI sudah melakukan beberapa upaya. Salah satunya dengan meningkatkan menambah emiten baru yang melantai, meningkatkan volume perdagangan, dan menambah produk baru pasar modal.
“Kami juga menambah produk baru, tahun lalu sudah ada waran terstruktur. Tahun ini kita harapkan ada single stock futures. Jadi ada produk-produk baru yang kita tawarkan untuk meningkatkan IHSG,” ujar Iman.
Waran terstruktur merupakan efek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan, di mana pembelinya memiliki hak untuk menjual atau membeli suatu aset dasar alias underlying securities pada harga dan tanggal yang telah ditentukan.
Penerbit waran terstruktur adalah pihak ketiga, yaitu anggota bursa (AB) yang telah memenuhi kriteria tertentu. Selain itu, underlying waran terstruktur adalah saham yang memiliki fundamental dan likuiditas baik sehingga masuk dalam anggota IDX30. Oleh karena itu, tidak semua emiten bisa menerbitkan waran terstruktur.