Paperocks dan Ingria Pratama Melantai di Bursa, Berikut Gerak Sahamnya
PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) dan PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/8). Hingga pukul 09.30 WIB, saham kedua emiten tersebut bergerak bervariasi.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.30 WIB, harga saham Paperocks Indonesia turun 15,00% ke level Rp 119 dari level harga penawaran umum. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 108,5 juta dengan nilai transaksinya Rp 13,3 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 12,463 kali.
PPRI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kemasan berbahan kertas. Saah satu produk yang terkenal adalah kemasan untuk gelas kopi Tuku.
Paperocks Indonesia melepas sejumlah 275 juta saham atau sebesar 25,58% dari modal disetor dan ditempatkan dengan Harga Penawaran sebesar Rp 140 setiap saham. Jumlah seluruh nilai penawaran umum ini adalah sebanyak Rp 38,5 miliar.
Direktur Utama Paperocks Indonesia, Catur Jatiwaluyo, mengatakan langkah perusahaan melantai di bursa melalui IPO adalah bagian dari strategi mengembangkan bisnis untuk membiayai persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap. Selain itu, dana hasil IPO juga digunakan untuk biaya operasional yaitu beban penjuaan dan beban umum sera administrasi.
Sedangkan, Ingria Pratama Capitalindo pada awal perdagangan pukul 09.30 WIB, harga saham naik tipis 1,67% ke level Rp 122 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 120.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 115,4juta dengan nilai transaksinya Rp 13,08 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 6.312kali.
GRIA merupakan perusahaan pengembang perumahan yang berfokus pengembang perumahan bersubsidi. Perseroan menawarkan saham sebanyak 1.72 miliar saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 120 per saham. Dari aksi korporasi ini, perusahaan meraih dana IPO Rp 207 miliar.
Direktur GRIA, Irwansyah Hakim Noor mengungkapkan, seusai mencatatkan saham, perseroan berkomitmen untuk dapat memenuhi harapan dari pemegang saham. "Untuk ke depannya perseroan dapat membukukan pendapatan dan laba yang lebih baik, agar dapat membagikan dividen," ujarnya.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO sekitar Rp152 miliar untuk pembayaran utang pembelian lahan, sekitar Rp 35 miliar akan digunakan untuk pembangunan proyek di Kalimantan, serta sisanya akan digunakan untuk biaya emisi dan biaya operasional.