BEI: Pertamina Hulu Energi Batalkan Rencana IPO
Bursa Efek Indonesia memastikan belum ada lagi perusahaan BUMN yang berada dalam pipeline pencatatan saham di tahun ini. Terbaru, anak usaha PT Pertamina (Persero), yang bergerak di industri hulu migas, PT Pertamina Hulu Energi telah menyampaikan dokumen penundaan aksi korporasi penawaran umum perdana saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, menuturkan, Pertamina Hulu Energi sudah menyampaikan dokumen kepada otoritas bursa perihal penundaan rencana menjadi perusahaan publik tahun ini.
"Iya, PHE sudah menyampaikan pembatalan IPO," kata Nyoman, kepada media, Selasa (8/8).
Secara terpisah, Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan IPO PHE masih dalam proses. Perusahaan masih mempertimbangkan waktu yang tepat bagi PHE menjadi perusahaan terbuka.
“Kita lihat timing yang pas, masih terus berproses. Masih terus dilihat kemungkinannya, masih belum pasti,” katanya dalam acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2023 di Jakarta, Kamis (20/7).
Pertamina, ucap Emma tengah mengupayakan segala upaya agar IPO PHE sukses nantinya. Untuk itu persiapannya harus disiapkan secara matang benar. “Kami lihat dari sisi market, dari sisi waktu, dari berbagai aspek, supaya hasilnya maksimal."
Berdasarkan catatan Katadata, sampai 4 Agustus 2023 terdapat 38 perusahaan yang berencana melakukan IPO. Dari jumlah itu, sebanyak 3 perusahaan berasal dari sektor energi.
Lalu, 3 perusahaan dari sektor bahan baku. Masing-masing sebanyak 8 perusahaan dari sektor barang konsumen non primer dan barang konsumen primer. 1 perusahaan dari sektor keuangan, 3 perusahaan dari sektor kesehatan.
Selanjutnya, 2 perusahaan dari sektor industri 1 perusahaan dari sektor infrastruktur 4 perusahaan dari sektor properti & real estate 3 perusahaan dari sektor teknologi, serta 2 perusahaan dari sektor transportasi & logistik.
Pada tahun ini, otoritas bursa menargetkan dapat mencatatkan 200 penawaran umum baru dari semua instrumen di pasar modal. Hal ini juga menjadi indikator penilaian kinerja atau key performance indicator direksi BEI sepanjang 2023.
Nyoman menambahkan, instrumen baru yang dicatatkan sudah termasuk pencatatan saham baru, obligasi, waran terstruktur, KIK baru yang mencatatkan DIRE, DINFRA, ETF, EBA. Nyoman menjelaskan target 200 instrumen baru tersebut sudah hampir terpenuhi, tepatnya 90%.
“Jadi di bursa semua instrumen ini yang total target 200 yang menjadi KPI kami. 200 instrumen ini kita harus capai sepanjang 2023,” ungkap Nyoman. Kendati demikian, Nyoman tidak merincikan pencapaian tersebut karena ia menegaskan bahwa bursa fokus ke seluruh instrumen tidak hanya satu saja.
Sebagai informasi, per hari ini, terdapat 59 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa. PT ITSEC Asia Tbk tercatat sebagai emiten ke-59 di bursa pada tahun 2023.