Saham Astra Terus Tertekan Imbas Viralnya Rangka Keropos Motor Honda
Saham perusahaan induk Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII), terus melemah setelah viralnya kasus rangka sepeda motor enhanced Smart Architecture Frame atau eSAF yang keropos dan gampang patah milik Honda di media sosial.
Sejak mencuatnya kasus rangka motor keropos ini beberapa pekan terakhir, saham Astra International, induk dari PT Astra Honda Motor, terus mengalami tekanan. Hal ini lantaran munculnya desakan bagi Honda dari warganet untuk melakukan penggantian produk bagi konsumen yang merasa dirugikan.
Pada awal pekan ini, Senin (28/8), saham Astra International melemah 0,39% ke level Rp 6.425 setiap saham. Pelemahan juga terjadi pada perdagangan Selasa pagi ini ke posisi Rp 6.400 atau turun 0,39%.
Sedangkan, pada periode perdagangan 21-25 Agustus, saham ASII dominan melemah, hanya sehari perdagangan, tepatnya pada 22 Agustus yang ditutup di zona hijau. Sedangkan, dalam 12 hari terakhir, saham Astra sudah anjlok 10,79% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 259 triliun.
Astra Internasional diketahui merupakan pemilik 50% dari saham AHM. Sedangkan, 50% lainnya dimiliki Honda Motor Co. Ltd.
Dalam penjelasannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Executive Price President Director Astra Honda Motor, Thomas Wijaya menegaskan tidak ada perintah untuk melakukan penarikan produk (recall) dari Direktorat Pemberdayaan Konsumen
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan kepada AHM.
Secara terpisah, Direktur Produksi Astra Honda Motor atau AHM David Budiono mengakui menerima pengaduan dari konsumen terkait rangka eSAF, namun telah diselesaikan di bengkel-bengkel resmi AHM.
Terkait keluhan yang viral di media sosial, AHM telah melakukan investigasi bahwa rangka sepeda motor patah akibat sering terkena air laut. Namun, sepeda motor yang dimaksud merupakan produk lama dan bukan rangka jenis eSAF. Sepeda motor tersebut sudah diperbaiki sendiri oleh konsumen.
Perihal munculnya keluhan terkait rangka yang tampak seperti berkarat, menurut David merupakan silikat yang berfungsi melapisi hasil pengelasan. Dalam proses produksi, hal ini sesuatu yang normal dan tidak berbahaya. Pemilik sepeda motor baru tidak perlu khawatir, karena tidak berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan berkendara,“ ucap David.
Pelaksana tugas atau Plt Dirjen PKTN Kemendag, Moga Simatupang mengatakan instansinya meminta Astra Honda Motor atau AHM untuk selalu memprioritaskan hak konsumen selalu memprioritaskan hak konsumen.