IHSG Kembali Sentuh Level 7.000, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pagi ini kembali menyentuh level psikologis 7.000 pada perdagangan Rabu (30/8). Level ini merupakan yang tertinggi bila dilihat sejak awal Januari 2023.
IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada September 2022 di level 7.318 poin. Berdasarkan data perdagangan, pagi ini nilai transaksi bursa mencapai Rp 3,49 triliun dengan jumlah saham yang diperjualbelikan sebanyak 8,03 miliar saham. Frekuensinya mencapai 423.161 kali.
Sebanyak 242 saham terpantau bergerak di zona hijau, 222 saham terkoreksi dan sebanyak 234 saham lainnya tidak bergerak. Kenaikan IHSG turut mengerek nilai kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 10.320 triliun.
Pagi ini, mayoritas bursa saham di kawasan Asia kompak menguat. Indeks Nikkei, terpantau naik 0,94%, Hang Seng juga naik 0,46%, Strait Times juga naik 0,23%. Sedangkan, Shanghai Composite turun 0,07%.
Dalam publikasi risetnya, KB Valbury Sekuritas mencermti, bursa saham global terangkat naik pada perdagangan Selasa waktu setempat seiring kenaikan saham-saham teknologi. Ketiga indeks acuan Wall Street, yakni Dow Jones, indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak naik lebih dari 1%.
"Pasar tampak antusias dengan indikator inflasi yang tampaknya lebih lemah yang menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi AS," tulis KB Valbury, dikutip Rabu (30/8).
Indeks keyakinan konsumen AS turun lebih rendah dari perkiraan sebesar 106 pada bulan Agustus dari estimasi 116 dan bulan Juli sebesar 114. Sementara, data lowongan pekerjaan turun menjadi 8,8 juta pekerjaan pada bulan sebelumnya, mencapai level terendah sejak 21 Maret.
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya mengungkapkan IHSG masih berpotensi menguat terbatas dan menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik.
"Penguatan yang terjadi saat ini masih ditunjang oleh rilis laporan kinerja emiten sepanjang semester pertama," ujar William. Namun, kata dia, investor tetap perlu mewaspadai sentimen mengenai keluarnya aliran modal asing selama bulan Agustus.
Di sisi lain, Head of Equity Research, Strategy, Consumer Mandiri Sekuritas Adrian Joezer, mengungkapkan pada semester kedua tahun ini, IHSG akan mengalami volatilitas. Salah satu penyebabnya ialah mengecewakannya perbaikan pertumbuhan di pasar negara berkembang.
Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas memangkas target IHSG menjadi 7.150 hingga akhir tahun nanti dari proyeksi semula 7.510. "Jadi yang kami revisi lebih ke arah valuasinya, sebab kami naikkan penyesuaian risiko ke 5%," kata Adrian, dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal 3 secara daring, Selasa (22/8).
Adrian menuturkan, valuasi level IHSG 7.180 mengacu pada penghitungan rata-rata rasio harga saham terhadap pendapatan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 13,6 kali. Semakin tinggi nilai P/E-nya maka perusahaan tersebut semakin tinggi untuk memperoleh laba bersih.